Kesejajaran Arsitektur Bangunan Suci India dan Jawa Kuna

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Kesejajaran Arsitektur Bangunan Suci India dan Jawa Kuna. (www.suriya-aceh.eu.org)-"
Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Kesejajaran Arsitektur Bangunan Suci India dan Jawa Kuna Telah banyak teori yang mencoba menjelaskan perihal bagaimana caranya pengaruh kebudayaan India (Hindu-Buddha) sampai ke kepulauan Indonesia. Hal yang sudah pasti adalah berkat adanya pengaruh tersebut penduduk kepulauan Indonesia kemudian memasuki periode sejarah sekitar abad ke-4 M.

I

Menurut J.L.A Brandes (1887) penduduk Asia Tenggara termasuk yang mendiami kepulauan Indonesia telah mempunyai 10 kepandaian menjelang masuknya pengaruh kebudayaan India, yaitu:
(1) mengenal pengecoran logam,
(2) mampu membuat figur-figur manusia dan hewan dari batu, kayu, atau lukisan di dinding goa,
(3) mengenal instrumen musik,
(4) mengenal bermacam ragam hias,
(5) mengenal sistem ekonomi barter,
(6) memahami astronomi,
(7) mahir dalam navigasi,
(8) mengenal tradisi lisan,
(9) mengenal sistem irigasi untuk pertanian,
(10) adanya penataan masyarakat yang teratur.

Dalam kondisi peradaban seperti itulah mereka kemudian berkenalan dan menerima para niagawan dan musafir dari India ataupun dari Cina.

Setelah berinteraksi dengan para pendatang dari India, maka diterimalah beberapa aspek kebudayaan penting oleh penduduk kepulauan Indonesia. Aspek-aspek kebudayaan dari India yang diterima oleh nenek moyang bangsa Indonesia benar-benar barang baru, yang tidak mereka kenal sebelumnya, yaitu:
  1. Aksara Pallava 
  2. Agama Hindu dan Buddha 
  3. Penghitungan angka tahun Saka
Melalui ketiga aspek kebudayaan dari India itulah kemudian peradaban nenek moyang bangsa Indonesia terpacu dengan pesatnya, berkembang dan menghasilkan bentuk-bentuk baru kebudayaan Indonesia kuna yang pada akhirnya pencapaian itu diakui sebagai hasil kreativitas penduduk kepulauan Indonesia sendiri.

Dengan dikenalnya aksara Pallava, atau sering juga disebut dengan huruf Pascapallava, nenek moyang bangsa Indonesia mampu mendokumentasikan pengalaman dalam kehidupannya. Terbitnya prasasti-prasasti dari kerajaan-karajaan kuna, penggubahan karya sastra dengan berbagai judul, serta dokumentasi tertulis lainnya adalah berkat dikenalnya aksara Pallava. Bahkan di masa kemudian aksara Pallava itu kemudian “dinasionalisasikan” oleh berbagai etnis Indonesia, maka muncullah antara lain aksara Jawa Kuna, Bali Kuna, Sunda Kuna, Lampung, Batak, dan Bugis.

Wilayah kepulauan Indonesia segera memasuki zaman sejarahnya ketika sumber tertulis yang berupa prasasti awal telah dijumpai di wilayah ini. Sebagaimana diketahui prasasti-prasasti pertama itu terdapat di wilayah Jawa bagian barat dan Kalimantan Timur. Di Jawa bagian barat berkembang institusi kerajaan yang bercorak kebudayaan India pertama kali, yaitu Tarumanagara yang salah satu rajanya bernama Purnnavarmman. 

Dalam pada itu di Kalimantan Timur juga berkembang sistem kerajaan yang sama, berkat peninggalan-peninggalan prasasti Yupa yang masih bertahan hingga kini, diketahui adanya kerajaan kuna di wilayah Kutai, rajanya yang dikenal dalam prasasti bernama Aswawarmman. Walaupun di kedua lokasi tersebut prasasti-prasastinya belum mencantumkan kronologi yang pasti, tetapi dapat diduga bahwa kerajaan-kerajaan pertama di bumi Nusantara itu berkembang pada sekitar abad ke-4 M.

Prasasti yang berangka tahun pertama dijumpai di wilayah Jawa bagian tengah, disebut prasasti Canggal yang berangka tahun 652 Saka atau 732 M. Prasasti itulah yang merupakan bukti awal bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah menghitung tahun, dan system penghitungan yang dipakai merekam adalah penghitungan tahun Saka dari kebudayaan India. Sejak saat itu masyarakat Jawa Kuna seterusnya mencantumkan data kronologi untuk mencatat peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupannya, tahun-tahun tidak lagi lewat dan diabaikan begitu saja.

Akibat diterimanya agama Hindu-Buddha oleh penduduk kepulauan Indonesia terutama Jawa, maka banyak aspek kebudayaan yang dihubungkan dengan kedua agama itu menjadi turut berkembang pula. Hal yang dapat diamati secara nyata terjadi dalam bidang seni arca dan seni bangun (arsitektur). Bentuk kesenian lain yang turut terpacu sehubungan dengan pesatnya kehidupan agama Hindu-Buddha dalam masyarakat adalah seni sastra. Banyak karya sastra dan susastra yang digubah dalam masa Hindu-Buddha selalu dilandasi dengan nafas keagamaan Hindu atau Buddha. Juga diuraikan perihal ajaran agama yang dianyam dengan cerita-cerita yang melibatkan para ksatrya dan kerajaan-kerajaan atau kehidupan pertapaan.

Dalam hal seni arca sudah tentu, penggarapannya selalu dibuat untuk keperluan keagamaan. Di Jawa pernah berkembang suatu bentuk kesenian yang disebut bentuk “Kesenian Terikat”. Bentuk kesenian itu selalu terkait dengan kehidupan keagamaan, kesenian yang dikembangkan oleh para seniman (silpin) didedikasikan kepada keperluan agama. Bentuk kesenian terikat sukar untuk berubah, sebab kesenian itu tidak saja dikaitkan dengan agama tetapi juga dipersembahkan untuk kehidupan agama suatu komunitas (Vogler 1948).

Seniman sebagai sosok individual dirasakan tidak perlu untuk ditampilkan, kalaupun disebutkan misalnya dalam karya-karya sastra nama seniman pujangga itu ditulis dengan panggilan samaran seperti Prapanca (lima kekurangan), Tantular (tidak bisa bertutur), Nirartha (tidak punya harta), dan lainnya lagi. Sedangkan dalam bidang seni arca atau pun arsitektur, diri seniman pembuatnya tidak pernah ada disebutkan. 

Dalam hal seni bangunan suci dalam masa Jawa Kuna tidak pernah diketahui siapa nama arsiteknya, karya arsitektur tersebut dianggap sebagai suatu karya komunal, suatu karya yang didedikasikan bagi kehidupan agama dalam masyarakat pada suatu masa di suatu wilayah. Oleh karena itu hasil kajian dapat menyimpulkan relief cerita apa saja yang dipahatkan di Candi Borobudur, berapa kubik balok batu yang dipergunakan untuk membangun candi itu, berapa jumlah stupanya, dan lainnya lagi, namun tidaklah dapat diketahui siapa arsitek perancangnya. Apalagi arsiteknya, nama raja yang menganjurkan untuk mendirikan Candi Borobudur pun sampai sekarang masih belum dapat diketahui secara pasti.

Dalam pandangan tradisional para perancang dan penaja (sponsor) suatu karya arsitektur semegah apapun, agaknya tidak perlu untuk ditonjolkan. Dalam pandangan itu karya arsitektur masih terkait erat untuk keperluan agama, seni, dan masyarakat. Dalam Bagan I terlihat hubungan karya arsitektur dengan butir-butir lainnya.

II

Pada bagan tersebut terlihat kaitan antara masyarakat-seni-agama saling berasosiasi, ketiganya menunjang terbentuknya suatu karya arsitektur. Dengan demikian suatu karya arsitektur sebaik apapun, apabila dalam pandangan masyarakat dan apalagi dianggap tidak sesuai dengan kaidah keagamaan Hindu atau Buddha, sudah tentu karya arsitektur tersebut tidak mendapat apresiasi, bahkan mungkin sekali diabaikan saja atau malahan dibongkar kembali. Lain halnya apabila karya arsitektur tersebut dipandang memenuhi hasrat kehidupan keagamaan masyarakat, maka struktur yang paling sederhana pun akan tetap diapresiasi dan dianggap sebagai objek sakral.

Kesenian terikat yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Jawa Kuna, sangat mungkin telah berakar jauh dalam zaman ketika pengaruh India belum masuk ke kepulauan Indonesia. Melalui berbagai peninggalan megalitik dapat diketahui bahwa penduduk kepulauan ini telah mengenal adanya religi yang mengkultuskan arwah nenek moyang.

Bentuk penghormatan terhadap arwah leluhur tersebut berkembang seiring dengan pemujaan terhadap tempat-tempat tinggi seperti lereng gunung, dataran tinggi, dan puncak-puncak gunung. Sebagai media pemujaan dalam relii tersebut merekam mendirikan bangunan-bangunan megalitik di daerah ketinggian tersebut, seperti menhir, dolmen, kubur batu, teras bertingkat (punden berundak), dan susunan batu-batu artifisial lainnya. Kultus leluhur tersebut untuk beberapa waktu agaknya telah “diendapkan” ketika pengaruh agama Hindu-Buddha sedang berada di puncak perkembangannya antara abad ke 8-10 M di wilayah Jawa bagian tengah. Kemudian setelah diendapkan beberapa lama, religi yang dikembangkan dalam masa perundagian itu lalu hidup kembali dalam era Majapahit antara abad ke 14-15 M.

Dengan demikian ketika pengaruh kebudayaan India masuk dan diperkenalkan di tengah-tengah masyarakat prasejarah di kepulauan Indonesia, mereka bukanlah suatu masyarakat yang liar dan biadab, tetapi benih kebudayaan India itu disemaikan di lahan yang tepat dan subur, masyarakat prasejarah Indonesia yang beradab.

III

Karya Arsitektur awal yang masih dapat bertahan hingga kini dari masa perkembangan agama Hindu-Buddha di Jawa hanya beberapa bangunan saja. Misalnya Candi Gunung Wukir di Magelang, beberapa candi di dataran tinggi Dieng, candi-candi Gedong Songo di Ambarawa (Jawa Tengah), dan Candi Badut di Malang (Jawa Timur). Di antara candi-candi tersebut yang dihubungkan dengan prasasti yang berkronologi adalah Candi Gunung Wukir dengan prasasti Canggal (tahun 732 M) dan Candi Badut dengan prasasti Dinoyo (tahun 760 M).

Candi Badut keadaannya jauh lebih baik dari pada Candi Gunung Wukir karena bangunan itu masih menyisakan bagian kaki dan tubuhnya, sedangkan atapnya tidak ada lagi karena rusak (runtuh). Adapun candi-candi Pervaranya yang berjumlah 3 bangunan hanya tersisa pondasinya saja. Sedangkan di situs Candi Gunung Wukir sekarang ini hanya dijumpai sisa bangunan candi, yaitu bagian kaki candi terbawah yang di permukaannya dalam posisi yang miring terdapat batu yoni. 

Di depan sisa candi itu masih terdapat 3 candi Pervara yang hanya meninggalkan bagian kaki dan sedikit dinding tubuhnya, atap candi-candi Pervara itu tidak ada lagi. Akan halnya candi-candi Dieng dan Gedong Songo strukturnya masih relatif utuh, ada bagian kaki, tubuh, dan atapnya, walaupun memang tidak sempurna sekali. Ukuran candi-candi itu pun relatif kecil apabila dibandingkan dengan candi-candi yang dibangun dalam masa yang kemudian.

Sangat mungkin ketika pengaruh agama Hindu-Buddha mulai diterima dan berkembang dalam masyarakat Jawa Kuna, tradisi mendirikan bangunan suci dalam bentuk lengkap seperti pada umumnya, yaitu terdiri dari kaki, tubuh, dan atap bangunan masih belum dikenal secara baik. Jacues Durmacay seorang arsitek yang mendalami peninggalan arsitektur Jawa Kuna pernah menyatakan bahwa pada awalnya bangunan suci dalam masyarakat Jawa Kuna (candi) tidak didirikan dalam bentuk lengkap, melainkan hanya berupa bangunan batur (soubasement) yang di permukaannya diletakkan objek-objek sakral (Lingga-Yoni dan arca-arca), jadi candi-candi bersifat terbuka dan arca utama kelihatan dari luar (Dumarcay 1999: 415). 

Objek sakral itu kemudian dinaungi oleh atap dari bahan yang mudah rusak, seperti ijuk, jalinan rumput ilalang kering, kayu dan bambu. Oleh karena itu bagian atap tidak dapat dijumpai lagi hingga sekarang. Pada sekitar awal abad ke-9 terjadi perombakan besar-besaran terhadap bangunan-bangunan suci demikian, dengan ditambahi dengan dinding, relung-relung, serta struktur atap yang terbuat dari bahan yang tahan lama (batu). Pendapat itu didasarkan pada dijumpainya beberapa susunan perubahan dan tambahan pada beberapa candi di Jawa Tengah, misalnya pada candi Bima di Dieng, Candi Lumbung di daerah Prambanan, dan candi-candi Pervara di kelompok percandian Sewu (Dumarcay 1999: 416--7).

Demikianlah agaknya setelah pengaruh dari India itu mulai lancar memasuki masyarakat Jawa Kuna, maka bangunan-bangunan suci yang didirikan di Jawa pun dibuat sesuai dengan kaidah ajaran Hindu atau Buddha. Bentuk candi-candi di Jawa kemudian ada yang mirip dengan kuil-kuil pemujaan dewa yang ada di India.

Terdapat kemungkinan bahwa beberapa bangunan bangunan candi di Jawa bagian tengah bentuk arsitekturnya diilhami oleh bangunan-bangunan suci di India. Beberapa bangunan di Mahabalipuram seperti Arjuna Ratha, Draupadi Ratha dan Dharmaraja Ratha dan beberapa bangunan lainnya yang merupakan peninggalan dinasti Pallava bentuknya sangat mirip dengan candi-candi di dataran tinggi Dieng (Nath 1996: Plate XXIX-XXX, & XXXII)

Agaknya gaya arsitektur bangunan suci masa Gupta dan sesudah Gupta di daerah tengah dan barat India, serta arsitektur bangunan suci yang dikembangkan oleh dinasti Pala di wilayah timur laut India dapat dipertimbangkan pula sebagai akar bagi pengembangan bangunan-bangunan candi di Jawa bagian tengah (Chihara 1996: 98-9). Begitupun bangunan Candi Bima di Dieng sangat mungkin juga didasarkan pada seni bangunan suci Orissa di India. Puncak atap Candi Bima yang sekarang telah rusak, sangat mungkin dahulu dihias dengan bentuk amalaka. Bentuk demikian biasa dijumpai menjadi penghias puncak atap sikhara pada kuil pemujaan dewa di India, misalnya pada bangunan Parasuramesvara di Bhuvanesvara (Coomaraswamy 1985: 202, plate 216).

Dalam hal pembangunan monumen-monumen keagamaan Hindu-Buddha di Jawa pada masa silam, agaknya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ketika agama Hindu atau Buddha sudah diterima oleh masyarakat Jawa Kuna, konsep-konsep dasar tentang pembuatan bangunan suci, arca, dan ornamen lainnya pun kemudian diterima pula. Dalam bagan II terlihat sebagai berikut:

Setelah diterima oleh masyarakat Jawa Kuna, kemudian segala pengaruh budaya luar itu diolah kembali dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan budaya yang telah berkembang sebelumnya (kebudayaan prasejarah Indonesia). Penyesuaian itu terjadi pula akibat adanya kondisi alam yang sedikit berbeda antara tanah Jambhudvipa dan Jawadvipa.

Jadi ketika anasir budaya India, dalam hal ini agama Hindu-Buddha sudah mulai memasyarakat, mulai pula masyarakat Jawa Kuna mengkreasikannya kembali. Unsur-unsur luar itu tidak diterima begitu saja untuk ditiru. Oleh karena itu dalam hal pendirian bangunan suci, tidak pernah ada bangunan keagamaan Hindu-Buddha dalam masyarakat Jawa Kuna yang mirip sama sekali dengan kuil-kuil pemujaan dewa di India. 

Memang pada awal perkembangannya, terdapat bangunan-bangunan candi di Jawa Tengah yang mengingatkan peneliti pada bangunan suci India. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, masih di wilayah Jawa Tengah, bangunan suci yang dirikan tidak banyak lagi mempertahankan corak keindiaannya, kecuali pada seni arca dan ornamennya. Bangunan-bangunan seperti itu misalnya dapat dijumpai di wilayah Jawa Tengah bagian selatan, yaitu Candi Barong dan Candi Ijo yang halamannya dibuat bertingkat-tingkat sebagaimana layaknya punden berundak dalam masa prasejarah.

Dalam perkembangan selanjutnya dalam periode Klasik Muda di wilayah Jawa Timur (abad ke13—15 M) arsitektur bangunan suci Hindu-Buddha di Jawa telah memperoleh gayanya tersendiri. Bentuk arsitekturnya apabila diamati akan terdiri dari (a) candi-candi bergaya Singhasari, (b) gaya candi Jago, (c) gaya candi Brahu, dan (d) punden berundak. Dapat dikatakan pengaruh India dalam periode tersebut sudah mulai menipis, yang tampak terlihat adalah pada “permukaannya” saja.

Kompleks bangunan suci terluas di wilayah Jawa Timur, yaitu Candi Panataran pun bentuknya tidak lagi bercorak seperti bangunan suci yang telah dikenal sebelumnya di Jawa Tengah dalam era yang lebih tua. Bentuk bangunan-bangunan di dalam kompleks Panataran kebanyakan berupa arsitektur terbuka, menyebar, dan sebagiannya menggunakan bahan-bahan yang mudah lapuk. Apat dinyatakan bahwa kompleks Panataran tersebut merupakan prototipe bangunan-bangunan suci di Bali (pura) yang didirikan setelah keruntuhan Majapahit dalam awal abad ke-16 hingga sekarang ini (Bernet Kempers 1959: 90--4). Begitupun bentuk punden berundak yang dibangun di lereng gunung, terasakan sekali adanya upaya penghidupan kembali pemujaan arwah nenek moyang (ancestor worship) yang telah lama di kenal dalam zaman prasejarah.

Pengaruh India dalam hal ini hanya tinggal dalam konsep-konsep keagamaannya saja, konsep-konsep kedewataan atau pun cerita-cerita epic yang kemudian digubah kembali oleh para pujangga Jawa Kuna. Dalam hal konsepsi keagamaan pun, hakekat tertinggi dalam agama Hindu dan Buddha dalam masa kerajaan Singhasari (abad ke-13 M) dan Majapahit (abad ke-14—15 M) telah dipadukan menjadi Bhattara Siva-Buddha. Hal yang menarik adalah bahwa perpaduan konsepsi dewata tertinggi itu pun kemudian dituangkan dalam bentuk bangunan suci, misalnya kehadiran nafas Siva dan Buddha akan dirasakan pada arsitektur Candi Jawi (Pasuruan) dan Candi Jago (Malang). Di Candi Jawi, unsur Buddha terlihat pada puncaknya, sedangkan di relung-relung tubuh candinya dahulu berisikan arca-arca Hindu-Saiva khas Jawa. Begitupun di Candi Jago, cerita relief yang dipahatkan banyak yang bernafaskan Hindu-Saiva, adapun arca-arca pelengkap candi itu semuanya bernafaskan Buddha Mahayana. Candi-candi yang bersifat perpaduan seperti itu agaknya sukar untuk ditemukan di Jambhudvipa.

IV

Tidak dapat diingkari bahwa arsitektur bangunan suci Hindu-Buddha di Jawa telah mendapat pengaruh yang kuat dari India. Hal itu terjadi seiring dengan diterimanya agama Hindu-Buddha dalam masyarakat Jawa Kuna. Karena sistem keagamaannya diterima, maka sudah tentu didirikanlah tempat-tempat suci sebagai sarana peribadatannya. Dalam perkembangannya, ternyata arsitektur bangunan suci Hindu-Buddha di Jawa telah mendapatkan coraknya tersendiri yang berbeda dengan bangunan sejenis di India.

Kenyataan seperti itu pada dasarnya tidak hanya terjadi di Jawa, tetapi juga dapat dijumpai di wilayah-wilayah lainnya di daratan Asia Tenggara, misalnya pada bangunan suci Campa, Khmer (Kamboja), dan Thailand. Pengaruh India tersebut mungkin masuk ke wilayah Asia Tenggara pada sekitar awal tarikh Masehi, kemudian pengaruh yang datang itu diolah kembali untuk dijadikan seperti milik sendiri oleh penduduk-penduduk pribumi yang menerimanya.

Dalam hal arsitektur bangunan suci Hindu-Buddha di India dan Jawa yang lebih dirasakan adalah adanya kesejajaran (parallelism) setelah agama Hindu-Buddha dari India diterima oleh masyarakat Jawa Kuna. Pada awalnya memang pengaruh India banyak mengilhami pendirian karya monumen keagamaan pada sekitar abad ke-8 M, ketika peradaban Hindu-Buddha baru mulai marak berkembang. Dalam periode selanjutnya karya arsitektur Jawa Kuna mendapatkan jalannya tersendiri untuk berkembang, berlanjut, atau pun punah.

Kesejajaran yang dapat diamati adalah dalam hal konsepsi dasarnya saja, sedangkan dalam segi visualisasi untuk menjadi bentuk kebudayaan materi (bangunan, arca dan relief), terdapat perbedaan yang nyata. Dalam hal konsepsi keagamaan pun apabila dikaji lebih mendalam tetap ada perbedaan, bukankah visualisasi menjadi kebudayaan materi adalah cerminan dari konsepsi. Dengan demikian mengapa candi-candi di Jawa berbeda dengan kuil-kuil pemujaan dewa di India, hal itu sangat mungkin karena cerminan konsepsi yang berbeda pula.

Pengaruh agama dari India yang datang ke Jawa diolah lagi oleh para pendeta-pemikir Jawa Kuna, lalu muncul gagasan yang memadukan hakekat Siva-Buddha. Oleh karena ada perpaduan itu, maka peralatan ritusnya pun menjadi berbeda, tidak lagi sama dengan di tanah asalnya.

-------------------
* Tulisan ini disampaikan pada acara SIMPOSIUM TENTANG IKATAN KEBUDAYAAN ANTARA INDONESIA DENGAN INDIA, yang diselenggarakan oleh Pusat Kebudayaan India Jawaharlal Nehru (Kedutaan Besar India) bekerja sama dengan Universitas Indonesia dan Bhaskara, di Auditorium Erasmus Huis Jakarta pada tanggal 30 Maret 2005.

PUSTAKA ACUAN 
  • BERNET KEMPERS, A.J., 1959, Ancient Indonesian Art. Amsterdam: C.P.J.van Der Peet. 
  • BOSCH, F.D.K, 1924, “A Hypothesis as to the Origin of Indo-Javanese Art”, Rupam No.17. 
  • BRANDES, J.L.A., 1887, “Een Jayapattra of acte van eene rechterlijke uitspraak van Saka 849, TBG. Halaman 98-147. 
  • BROWN, PERCY, 1959, Indian Architecture (Buddhist and Hindu Periods). Bombay: D.B.Taraporevala Sons & Co. Private Ltd. 
  • BUDIHARDJO, EKO, 1991, Architectural Conservation in Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 
  • CHIHARA, DAIGORO, 1996, Hindu-Buddhist Architecture in Southeast Asia. Studies in Asian Art and Archaeology Continuation of Studies in South Asian Culture. Leiden-New York-Koln: E.J.Brill. 
  • CHRISTIE, JAN WISSEMAN, 1999, “Asian Sea Trade between the Tenth and Thirteenth Centuries and Its Impact on the States of Java and Bali” dalam Himanshu Prabha Ray (editor), Archaeology of Seafaring: The Indian Ocean in the Ancient Period. Delhi: Pragati Publications. 
  • COOMARASWAMY, ANANDA K., 1985, History of Indian and Indonesian Art. New York: Dover Publications, Inc. 
  • DUMARCAY, JACQUES, 1999, “Bentuk Kedua Candi Lumbung dan Candi Bima”, dalam Henri Chambert-Loir & Hasan Muarif Ambary, Panggung Sejarah: Persembahan Kepada Prof.Dr.Denys Lombard. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi asional, Yayasan Obor Indonesia. Hlm.415-424. 
  • SUMADIO, BAMBANG (Penyunting), 1984, Sejarah Nasional Indonesia II: Jaman Kuna.Jakarta: Balai Pustaka.

di Tulis Oleh: WIRJOSOEPARTO, SOETJIPTO, 1957, Seni Bangunan Kuno di Dieng. Jogjakarta: Kalimosodo.


[Sumber: yang diambil Admin Blog Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Silahkan Lihat Di News arkeologi.net]

Harga Sawit di Riau Turun Rp27,01/Kg

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Harga Sawit di Riau Turun Rp27,01/Kg. (www.suriya-aceh.eu.org)-"
Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Harga Sawit di Riau Turun Rp27,01/Kg Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit Riau umur 10-20 tahun periode 1-7 Juni 2022 tercatat sebesar Rp2.666,44/Kg atau menurun sebesar Rp27,01 kg dibandingkan harga seminggu sebelumnya Rp2639,43/kg.

"Penurunan harga sawit Riau tersebut dipicu kenaikan dan penurunan harga jual CPO dari perusahaan yang menjadi sumber data," kata Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja, di Pekanbaru, Riau, Rabu.

Ia mengatakan, untuk harga jual CPO, PTPN V tidak menjual komoditasnya pada minggu ini. Dari PT Sinar Mas Group menurun harga sebesar Rp60,86/kg dari harga minggu lalu, PT Astra Agro Lestari tidak menjual produknya minggu ini.

Berikutnya PT Asian Agri mengalami kenaikan harga sebesar Rp107,28/kg dari harga minggu lalu.

"Dari PT Citra Riau Sarana tidak melakukan penjualan minggu ini. PT Musim Mas tidak melakukan penjualan minggu ini. Sedangkan untuk harga jual kernel, dari PT Sinar Mas Group menjual komoditasnya dengan harga sebesar Rp6.980,00/kg. PT Asian Agri menjual komoditasnya dengan harga sebesar Rp 7.112,00/kg," katanya.

Sementara dari faktor eksternal, belum normalnya ekspor CPO dan kernel walaupun sudah diumumkan pencabutan larangan ekspor CPO.

Pada saat ini merupakan masa transisi, eksportir menjadi menunggu dan melihat-lihat/mengamati saja juga karena lelang CPO Riau di KPBN Jakarta juga tidak ada kesepakatan sesuai harga dasar penawaran lelang. Apalagi pasca terbitnya juknis Dirjendaglu Nomor 18/22 (bahwa rasio ekspor CPO ditetapkan oleh Dirjendaglu pada masa transisi saat ini).

Dampaknya tidak serta merta begitu dicabut larangan ekspor harga CPO bisa naik atau langsung bisa di ekspor CPO ke luar negeri.

Umumnya pembelian CPO/produk sawit jangka panjang (satu tahun), dampaknya para negara importir terbesar selama satu bulan pelarangan eksport, melakukan kontrak dengan Malaysia karena mereka butuh konsistensi/kepastian pasokan CPO.

"Dampak akibat kondisi diatas, karena pasar ekspor CPO belum normal, harga TBS yang kita tetapkan masih belum normal seperti yang kita harapkan," katanya.

di Tulis Oleh: Ade P Marboen


[Sumber: yang diambil Admin Blog Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Silahkan Lihat Di News ANTARA]

Analisis Teknis DOGE, SHIB, BABYDOGE, CATE, FLOKI dan SAITAMA Juni - Minggu 1

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Analisis Teknis DOGE, SHIB, BABYDOGE, CATE, FLOKI dan SAITAMA Juni - Minggu 1. (www.suriya-aceh.eu.org)-"
Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Analisis Teknis DOGE, SHIB, BABYDOGE, CATE, FLOKI dan SAITAMA Juni - Minggu 1 Pasar telah menemukan dukungan jangka pendek. Apakah ini bagian bawah untuk memecoin? Baca lebih lanjut untuk mengetahuinya!

Pasar telah menemukan dukungan jangka pendek. Apakah ini titik terendah pasar beruang?

Minggu lalu kita melihat pasar terus mengambang di atas terendah Mei. Sejak itu, pasar telah menemukan dasar lokal dan mencari pergerakan ke atas.

Dalam analisis teknis ini, kami akan melihat dari dekat memecoin favorit Anda: DOGE, SHIB, BABYDOGE, CATE, FLOKI, dan SAITAMA dalam jangka waktu 4 jam.

DOGE/USDT

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Analisis Teknis DOGE, SHIB, BABYDOGE, CATE, FLOKI dan SAITAMA Juni - Minggu 1. (www.suriya-aceh.eu.org)-"
Grafik logaritmik menjaga pergerakan harga tetap bagus dan ketat.

Melihat kerangka waktu 4 jam, kita dapat melihat bahwa DOGE mencetak titik terendah bulanan baru. Namun, sejak itu, DOGE telah melihat beberapa kelegaan karena mendekati bidang minat kami. Akankah harga terendah baru bertahan, atau akankah kita terus melihat posisi terendah yang lebih rendah?

Bergeser ke arah aksi harga terbaru kami, kami dapat melihat pasar mencoba menguji ulang terendah Mei. Sejak itu, DOGE terus mendaki, ingin menguji bidang minat kami. Pasar telah mencetak double bottom, dan kita dapat mengharapkan dorongan ke atas.

Jika ada penutupan 4 jam di atas area yang kami minati, kami dapat mengharapkan DOGE untuk mendorong setinggi $0,11. Namun, jika ada penolakan dari level ini, perkirakan aksi jual akan berlanjut.

SHIB/USDT

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Analisis Teknis DOGE, SHIB, BABYDOGE, CATE, FLOKI dan SAITAMA Juni - Minggu 1. (www.suriya-aceh.eu.org)-"
Sekali lagi, kami membuatnya tetap sederhana dengan grafik logaritmik.

Memperkecil kerangka waktu 4 jam memberi kita perspektif yang lebih baik tentang perubahan di antara sesi perdagangan yang berbeda. Kita dapat melihat bahwa tidak banyak yang berubah karena SHIB terus membangun dukungan. Apakah SHIB bersiap untuk langkah besar?

Bergeser ke arah terendah Mei, kita dapat melihat aksi harga telah mencetak double bottom. SHIB telah membentuk titik tertinggi yang lebih tinggi dan sekarang mencari titik terendah yang lebih tinggi. Rendah yang lebih tinggi pada level ini menyiapkan SHIB untuk bergerak ke atas.

Penutupan 4 jam di atas area yang diminati dan mengharapkan pergerakan besar ke atas. Namun, jika kita melihat penolakan dari level ini, perkirakan posisi terendah yang lebih rendah akan berlanjut.

BABYDOGE/USDT

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Analisis Teknis DOGE, SHIB, BABYDOGE, CATE, FLOKI dan SAITAMA Juni - Minggu 1. (www.suriya-aceh.eu.org)-"
Berpegang teguh pada kerangka waktu 4 jam, kita dapat melihat BABYDOGE sedang bergerak. Itu ditutup di atas area minat kami sebelumnya dan sekarang mencoba menguji tertinggi Mei.

Bergeser ke arah aksi harga terbaru kami, kami dapat melihat BABYDOGE telah mencetak harga tertinggi yang lebih tinggi dan harga terendah yang lebih tinggi. Sejak itu, harga tetap mendukung bulls.

Penutupan 4 jam di atas tertinggi Mei dan mengharapkan kenaikan untuk melanjutkan pergerakannya. Namun, jika ada penolakan dari level ini, perkirakan untuk melihat pengujian ulang di 1700.

CATE/USDT

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Analisis Teknis DOGE, SHIB, BABYDOGE, CATE, FLOKI dan SAITAMA Juni - Minggu 1. (www.suriya-aceh.eu.org)-"
Tetap sederhana dan tetap dengan logaritma.

Melihat aksi harga terbaru kami, kami dapat melihat CATE mencari untuk membangun dukungan. Ini telah ditutup di atas area minat kami sebelumnya dan sedang mencari untuk menetapkan titik terendah yang lebih tinggi.

Memperkecil, kita bisa melihat tren tetap mendukung beruang. Low yang lebih tinggi pada level ini membuat bulls naik untuk pergerakan yang bagus ke atas.

Lihat panduan kami untuk memanfaatkan dalam perdagangan kripto!

Penutupan 4 jam di atas tertinggi baru-baru ini dan mengharapkan pembeli melanjutkan pergerakan ke atas. Namun, jika ada penolakan 4 jam dari puncak lokal, perkirakan posisi terendah yang lebih rendah akan berlanjut.

FLOKI/USDT

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Analisis Teknis DOGE, SHIB, BABYDOGE, CATE, FLOKI dan SAITAMA Juni - Minggu 1. (www.suriya-aceh.eu.org)-"
FLOKI terlihat dalam kondisi yang lebih baik.

Sejak kami terakhir menyebutkan bahwa FLOKI telah duduk di atas terendah Mei, aksi harga telah mencetak tertinggi yang lebih tinggi dan lebih rendah yang lebih tinggi.

Bergeser ke arah aksi harga minggu lalu, kita dapat melihat pasar sedang mencoba menguji kembali area yang kita minati yang ditunjukkan di atas. Sebuah flip dari level ini memberikan keunggulan.

Penutupan 4 jam di atas tertinggi yang lebih tinggi, perkirakan pasar akan terus mendukung kenaikan. Jika ada penolakan dari level ini dan FLOKI akan membutuhkan bantuan Elon.

SAITAMA/USDT

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Analisis Teknis DOGE, SHIB, BABYDOGE, CATE, FLOKI dan SAITAMA Juni - Minggu 1. (www.suriya-aceh.eu.org)-"
Sepertinya sapi jantan SAITAMA telah bekerja.

SAITAMA telah menunjukkan pemulihan yang luar biasa sejak aksi jual di awal Mei. Dukungan telah ditemukan dan pasar sekarang ingin menguji tertinggi Mei.

Melihat lebih dekat pada aksi harga terbaru kami, kami dapat melihat area yang kami minati sedang diuji untuk mendapatkan dukungan. SAITAMA telah pulih lebih cepat daripada memecoin lainnya. Apakah SAITAMA sedang mempersiapkan langkah besar lainnya?

Jika ada penutupan 4 jam di atas 5400, perkirakan pembeli akan melanjutkan pergerakannya. Namun, jika ada penutupan di bawah area of interest yang ditunjukkan di atas, perkirakan aksi jual akan berlanjut.

Ringkasan Semua Grafik agar Tetap Sederhana

Jika Anda salah satu dari mereka yang melompat ke bawah untuk menghemat waktu, berikut adalah ringkasan di atas:
  • DOGE - dukungan jangka pendek telah ditemukan. 
  • SHIB - terus membangun dukungan. 
  • BABYDOGE - menjadi yang pertama bergerak ke atas. 
  • CATE - terlihat lemah dibandingkan dengan koin meme lainnya. 
  • FLOKI - mulai terlihat dalam kondisi yang lebih baik. 
  • SAITAMA - menyiapkan langkah besar lainnya.
Awasi level support ini karena kehilangan level ini akan mengarah ke posisi terendah yang lebih rendah. Mudah-mudahan, bulls dapat mengambil momentum minggu ini.

Ingatlah bahwa ini semua didasarkan pada pandangan subjektif penulis. Seperti biasa lakukan penelitian Anda sendiri.

di Tulis Oleh: Young Crypto Wolf


[Sumber: yang diambil Admin Blog Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Silahkan Lihat Di News CoinMarketcap]

Arsitek-arsitek Mungil di Alam

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Arsitek-arsitek Mungil di Alam. (www.suriya-aceh.eu.org)-"
Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Arsitek-arsitek Mungil di Alam Binatang-binatang di alam sungguh menarik perhatian kita, terutama struktur tubuh mereka. Misalnya, citah memiliki sistem rangka dan sistem otot yang sempurna untuk berlari; elang memiliki desain aerodinamis paling unggul di dunia; dan lumba-lumba memiliki kulit serta tubuh yang diciptakan secara khusus, sehingga dapat berenang dan menyelam di air dengan sempurna. Gambaran tubuh binatang yang sempurna tanpa cacat ini adalah bukti untuk mengingatkan kita, bahwa tiap jenis makhluk hidup diciptakan oleh Allah.

Tapi, memiliki tubuh yang sempurna belumlah cukup. Sebab pada saat yang sama, binatang harus mengetahui bagaimana meng-gunakan bagian-bagian tubuhnya tersebut. Misalnya, sayap seekor burung hanya bermanfaat jika burung berhasil terbang, meluncur dan mendarat dengan sayapnya.

Berbagai satwa memperlihatkan keahlian mereka sejak saat mereka dilahirkan. Sebagai contoh, hanya perlu waktu setengah jam saja bagi bayi rusa yang baru lahir untuk berdiri dan berlari; bayi kura-kura yang sebelum menetas ditimbun dalam pasir oleh induk betinanya tahu, bahwa mereka harus memecah cangkang telur mereka dan bergerak ke permukaan pasir. Bahkan, mereka telah diajari bahwa segera setelah muncul di permukaan pasir, mereka harus mencapai lautan. Seolah-olah, semua binatang muncul di dunia ini dalam keadaan telah terlatih dengan baik.

Contoh paling menakjubkan dari ketrampilan mengagumkan yang dimiliki binatang adalah rumah yang mereka bangun sendiri dengan sangat ahli. Ketika kita memperhatikan arsitek-arsitek lain di alam, kita dapat dengan jelas melihat bahwa tiap-tiap mereka adalah keajaiban penciptaan. Marilah kita pelajari sebagian kecil saja dari ribuan contoh yang ada.

Si Buta Pembuat 'Gedung Pencakar Langit'

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Arsitek-arsitek Mungil di Alam. (www.suriya-aceh.eu.org)-"
Rayap adalah serangga kecil yang menye-rupai semut. Mereka hidup berkoloni dan membangun sarang raksasa untuk diri mereka sendiri. Satuan terkecil pembangun sarang tersebut adalah bata-bata mungil yang terbuat dari tanah, yang dibuat rayap-rayap pekerja dengan mencampurkan air liur mereka sebagai bahan perekat. Ukuran sarang rayap kadang dapat mencapai tiga sampai empat meter. Arsitektur sarang yang menyerupai bangunan pencakar langit raksasa bila dibandingkan dengan ukuran tubuh rayap itu sendiri, sungguh sangat menakjubkan.

Bagian dalam sarang rayap dipenuhi dengan lorong-lorong sempit. Di bagian dalam lorong-lorong tersebut, terdapat sekitar satu setengah juta rayap yang bekerja bersama dengan keharmonisan yang luar biasa.

Ketika kita mengamati penampang melintang sebuah sarang rayap, kita akan menemukan sebuah bilik khusus untuk ratu, sejumlah areal pertanian, gudang-gudang penyimpan dan lorong-lorong pengatur kondisi udara.

Rayap melakukan pekerjaan pembangunan dan perbaikan sarang. Selain itu, mereka juga senantiasa siap menghadapi musuh yang mungkin datang, serta bercocok tanam dalam sarang mereka dengan menanam jamur.

Kelangsungan hidup populasi besar seperti ini tergantung pada kondisi terpenting, yaitu kestabilan suhu dalam sarang dan keseim-bangan kadar air. Pemecahan masalah ini benar-benar sempurna. Papan-papan paralel dibuat di areal atap sarang rayap ini. Papan-papan yang terbuat dari lumpur tersebut mampu menyerap kandungan air yang dikeluarkan oleh tubuh rayap.

Air ini menguap akibat panas di bagian dalam dan keluar menuju bagian atas melalui celah-celah pengatur kondisi udara pada sarang tersebut. Penguapan ini menurun-kan suhu dalam sarang dan juga menjamin kesinambungan sirkulasi udara. Panel-panel dalam sarang rayap melakukan fungsinya sebagai pengatur kondisi udara secara sempurna tanpa cacat.

Terdapat contoh memukau lainnya tentang pengetahuan konstruksi rayap. Spesies rayap lain, yang hidup di dataran Australia Utara, membuat sarang dengan bentuk menyerupai pisau belati, yakni sangat lebar dengan bagian tepi yang sangat tipis. Rahasia sarang ini terletak pada posisi sudutnya terhadap matahari.

Rayap membangun sarangnya dengan sudut tertentu sehingga pada siang hari, ketika matahari berada di puncak ketinggi-an, sangat sedikit permukaan sarang yang terkena sinar matahari. Dengan demikian, panas yang diterima menjadi minimum. Sudut yang sama dipakai pada setiap sarang rayap jenis ini tanpa kesalahan.

Tapi, yang sesungguhnya paling menakjubkan adalah rayap yang mengerjakan semua bangunan megah ini ternyata buta. Jadi, bagaimana makhluk teramat kecil yang tak mampu melihat barang sesentimeter pun di depannya, mampu membangun menara raksasa berdasarkan perhitungan teknik yang rumit? Bagaimana satu setengah juta rayap dalam satu sarang mampu melakukan kerjasama sempurna seperti ini?

Ahli biologi David Attenborough, seorang naturalis terkenal berkebangsaan Inggris, berkomentar tentang pertanyaan ini pada salah satu dokumentasinya:

masing-masing (rayap) pekerja meletakkan adonan lumpur pada suatu tempat tertentu sebagaimana diinginkan oleh sebuah Rancangan Induk. Bagaimana mereka mampu mengerjakan hal tersebut, kita masih belum mengetahuinya.

Rancangan luar biasa yang tidak dapat dimengerti manusia, namun dipatuhi rayap tanpa sanggahan tersebut, adalah ilham yang diberikan Allah kepada makhluk ini.

Apartemen Bertingkat dari Kertas

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Arsitek-arsitek Mungil di Alam. (www.suriya-aceh.eu.org)-"
Makhluk hidup lain yang mengingatkan kita pada lebah madu dengan kemampuan arsitektu-ralnya adalah lebah liar pembuat kertas. Spesies lebah ini mengunyah kayu dan menggu-nakannya untuk membuat selulosa, yakni kertas, di dalam mulutnya. Lalu ia menggunakan kertas ini untuk membangun sendiri sarangnya yang melingkar.

Ia membuat kantung-kantung heksagonal-persis seperti pada lebah madu-dari kertas yang ia rekatkan pada bagian dalam atap rumah. Ia menempatkan satu telur pada masing-masing heksagon pada atap rumah. Sekitar tiga minggu kemudian, larva menetas dari telur-telur tersebut. Larva ini menunjukkan kecerdasan yang mengejutkan dengan menutup lubang kantung yang sengaja dibiarkan terbuka oleh induknya. Dengan cara demikian, mereka menghindarkan diri jatuh ke lantai karena beban tubuh mereka. Setelah tumbuh beberapa minggu, mereka muncul dari dalam kantung sebagai lebah liar dewasa.

Lebah liar muda ini tidak menyia-nyiakan waktu dalam menjalani kehidupan. Setiap kewajiban yang harus mereka kerjakan telah diilhamkan dalam diri mereka oleh Pencipta mereka, yakni Allah.

Lebah muda tersebut memperbesar bangunan yang telah dimulai oleh induk-nya. Pada akhirnya, koloni yang lebih besar muncul. Sarang lebah tersebut kini telah menjadi sebuah blok apartemen bertingkat. Setiap lebah liar yang lahir di sini akan patuh secara penuh pada ilham yang diberikan kepadanya.

Rumah Dari Lumpur

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Arsitek-arsitek Mungil di Alam. (www.suriya-aceh.eu.org)-"
Pot kecil, yang mungkin pernah Anda jumpai dalam hidup anda, telah dibuat oleh spesies lebah liar lainnya. Lebah liar ini membuat lumpur lengket dengan mencam-purkan air liurnya dengan tanah lembab. Ia membuat pot-pot yang sangat seragam dengan menggunakan lumpur yang dibuatnya. Ia membuat bentuk pada lumpur tersebut dengan memutarnya secara terus-menerus.

Ini adalah teknik yang sama sebagaimana yang digunakan manusia dalam pembuatan pot. Ketika pot selesai dibuat, ia tidak lupa untuk memberi leher dan lubang potnya. Ketika segala sesuatunya telah selesai, lebah tersebut memutar pantatnya ke arah mulut pot dan meletakkan telur di dalamnya. Setelah menambahkan sejumlah bahan makanan ke dalam pot, ia menutup rapat lubang mulut pada pot dan terbang pergi. Larva-larva yang menetas dari telur tersebut akhirnya akan memecah pot dan keluar untuk memulai hidup mereka secara mandiri.

Lebah-lebah muda yang lahir, mulai memba-ngun pot-pot sempurna, persis seperti yang dilakukan oleh induknya, tanpa menjalani pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu. Ketrampilan sempurna yang mereka miliki diilhamkan dalam diri mereka oleh Allah, yang telah menciptakan mereka.

Oleh karena itu, yang seharusnya kita takjubi dan puji ketika menyaksikan segala bentuk keindahan, estetika dan kemegahan adalah kebesaran Allah, yang menciptakan dan mengilhami semua konsep ini sebagaimana yang Dia kehendaki pada diri makhluk hidup ciptaan-Nya.?

Wuling Perkenalkan Eksterior EV yang Akan dijual di Indonesia

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Wuling Perkenalkan Eksterior EV yang Akan dijual di Indonesia. (www.suriya-aceh.eu.org)-"
Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Wuling Perkenalkan Eksterior EV yang Akan dijual di Indonesia Wuling Motors pada Rabu secara perdana memperkenalkan tampilan eksterior kendaraan listrik (EV) mini di Laguna Atrium Central Park, Jakarta, yang rencananya akan dipasarkan di Indonesia pada tahun ini.

Wuling EV akan diproduksi di fasilitas pabrik Wuling yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. Produsen mobil itu mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan ekosistem pendukung EV agar dapat memberikan layanan yang terbaik ketika produk resmi diluncurkan.

Pada kesempatan yang sama, Wuling juga mengumumkan bahwa mobil EV yang diproduksi di dalam negeri tersebut resmi menjadi official partner Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20) tahun ini yang akan digelar di Bali.

“Kami percaya setiap inovasi berperan dalam menghadirkan kehidupan yang lebih baik bagi setiap orang. Kali ini kami menghadirkan inovasi terbaru Wuling, yaitu kendaraan ramah lingkungan berdaya listrik,” kata Brand and Marketing Director Dian Asmahani saat pre-launch di Jakarta, Rabu.

Dian mengatakan sebelumnya Wuling telah beberapa kali menampilkan kendaraan listrik berbasis GSEV di beberapa acara pameran otomotif di tanah air sejak 2018. Hal tersebut dilakukan sebagai wujud kesiapan dan komitmen Wuling dalam memasuki era elektrifikasi kendaraan di Indonesia.

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Wuling Perkenalkan Eksterior EV yang Akan dijual di Indonesia-"
Ia menambahkan bahwa pada akhir Maret lalu, pihaknya juga telah mengumumkan sketsa wujud kendaraan listrik yang akan dipasarkan di Indonesia sebagai gambaran nyata mengenai kemajuan pengembangan lini kendaraan listriknya.

Sementara itu, Product Planning Wuling Motors Danang Wiratmoko mengatakan desain Wuling EV yang akan hadir di Indonesia memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan mobil yang dipasarkan di China atau yang pernah ditampilkan dalam pameran otomotif sebelumnya di dalam negeri.

“Model yang diperkenalkan hari ini, itulah yang akan menjadi model yang dipasarkan di Indonesia. Jadi ini adalah desain yang baru, yang berbeda dengan model-model yang sebelumnya,” katanya.

Menurut Danang, eksterior Wuling EV mengaplikasikan bahasa desain future-tech. Konsep desain ini, kata Danang, diharapkan dapat merangkum image Wuling EV sebagai mobil yang futuristik dan menampilkan teknologi terkini.

Pada bagian depan, Wuling EV menggunakan Extended Horizon LED Daytime Running Light yang dikombinasikan dengan strip chrome serta trim hitam.

Di bawahnya Extended Horizon LED itu terdapat logo Wuling dengan sentuhan illuminous atau dapat menyala berkat lampu LED di baliknya. Bahasa desain future-tech juga terdapat pada bagian headlamp yang dinamakan parallel steps headlamp atau desain lampu yang bertingkat.

Beralih ke bagian samping, Danang mengatakan Wuling EV memiliki desain spion yang unik karena masih senada dengan Extended Horizon LED.

Desain jendela Wuling EV tampak bertingkat serta menyerupai jendela pesawat terbang yang dibuat agar lebih modern dan memiliki unsur fungsional bagi penumpang untuk mendapatkan visibilitas yang lebih baik. Selain itu masih pada bagian samping, Wuling EV memiliki body lines yang cukup tegas dan mendukung tampilan keseluruhan.

Kemudian beralih pada bagian belakang, bahasa desain pada muka Wuling EV juga diteruskan hingga ke bagian belakang. Hal tersebut tampak dari unsur serta layout yang hampir serupa.

Pada bagian belakang, rear lamp masih mengaplikasikan desain yang bertingkat atau parallel steps. Kemudian, terdapat garis LED yang membentang dari kiri ke kanan sepanjang lebarnya kendaraan.

Secara keseluruhan, Wuling EV mengusung konsep warna dual-tone pada bagian atap dan bodi yang tampak minimalis dan modern.

Mobil listrik Wuling berbasis GSEV ini mengusung versatile compact design, menjadikannya mudah digunakan serta mudah saat diparkir oleh pengguna di berbagai kondisi lalu lintas perkotaan.

Untuk detail harga, Danang mengatakan pihaknya masih melakukan studi dan pengembangan sehingga hingga saat ini masih belum dapat dipastikan. Harga beserta detail fitur unggulan lainnya akan diumumkan Wuling ketika momen peluncuran resminya di Indonesia tahun ini.

di Tulis Oleh: Rizka Khaerunnisa


[Sumber: yang diambil Admin Blog Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Silahkan Lihat Di News ANTARA]