Siapa Pembuat dan Penebar Covid-19?

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Siapa Pembuat dan Penebar Covid-19?-"
Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Siapa Pembuat dan Penebar Covid-19? Hingga pandemi Covid19 berusia setahun lebih - pertanyaan sesuai judul di atas masih belum ada jawaban pasti. Perang narasi saling tuduh antara Amerika (AS) versus Cina di awal pandemi 2019-an sampai sekarang cuma menghasilkan dugaan-dugaan. AS menuduh Cina, Cina pun menuduh Paman Sam selaku pembuat dan penyebar Covid19.

Gilirannya, publik cuma disuguhi kesimpangsiuran berita.

Catatan kecil ini mencoba menguak sedikit meski nanti juga tergolong dugaan. No problem. Hitung-hitung, ikut meramaikan jagat analisis terkait Covid19.

Kajian ini berbasis dua rujukan:

1. artikel Sylvain Lafores berjudul: “Putin and Trump vs The New World Order: The Final Battle” dengan improvisasi latar dari penulis tanpa mengurangi substansi guna menguatkan isi analisis Sylvain;

2. hasil pengamatan, survei kecil dan analisis penulis selaku research associate di Global Future Institute, Jakarta, pimpinan Hendrajit.

Ya. Analisis Sylvain beranjak dari asumsi bahwa konsepsi New World Order (NWO) atau Tata Dunia Baru rancangan para bankers globalis cabal sejak 1773 guna menguasai politik dan ekonomi dunia dalam genggam sebuah dinasti atau keluarga, tampaknya mulai terancam hiper-inflasi lagi cenderung bangkrut.

Flashback sejenak. Tahun 1944, selaku pemenang PD I dan PD II, AS menggelar Bretton Woods Agreement yang diikuti 44 negara untuk menggagas sistem keuangan global.

Inti kesepakatan: bahwa negara-negara tidak lagi menggunakan emas sebagai alat transaksi melainkan dolar yang diback up atau dijamin emas. Hanya dolar yang memiliki nilai intrinsik. Semua negara mengacu dolar. Dan AS menjamin setiap dolar dicetak ada back up emas.

Tahun 1970-an harga emas menggila dan dolar terkapar. AS menyerah. Ia tak sanggup menjamin setiap dolar dengan emas. Secara logika, jumlah emas terbatas, sedang kebutuhan dolar terus meningkat.

Singkat cerita, tahun 1971 AS keluar dari kesepakatan Bretton Woods. “Dolar menceraikan emas”. Dunia pun terhenyak. Ini yang ditakutkan negara-negara. Nasi sudah menjadi bubur, dolar terlanjur mengglobal menjadi alat transaksi dunia.

Jadi, uang yang beredar kini sebenarnya tanpa jaminan emas. Semua mata uang mengambang tanpa nilai intrinsik. Saat ini, percetakkan uang hanya berbasis surat utang, karena ada aturan IMF semenjak Perjanjian Bretton Woods, emas tidak boleh dijadikan alat tukar dan hal ini membuat dolar AS jumawa. Tak punya lawan.

Tahun 1974, Henry Kissinger manuver ke Raja Arab agar dolar digunakan sebagai alat transaksi dalam perdagangan minyak di Liga Arab. Raja Faisal setuju, maka lahirlah: “Petro Dollar” yang semakin mengglobalkan dolar AS. Kenapa? Minyak merupakan kebutuhan utama semua negara, maka otomatis semua cadangan dan devisa negara-negara niscaya dalam bentuk dolar.

Itulah sekilas latar kekhawatiran kaum globalis cabal atas hiper-inflasi, karena ada indikasi beberapa adidaya mulai mencapakkan dolar AS secara bertahap sebagai alat transaksi perdagangan. Kalau hal ini tak dicegah, kondisi itu berpeluang menimbulkan “tsunami dolar”. Ya. Dolar berpotensi pulang basamo, mudik ke Negeri Paman Sam menjadi kertas-kertas tak berharga.

Retorika:

“Bukankah akan ada waktu dari masa tentang keruntuhan Dinasti Amerika?”

Lantas, apa langkah kaum globalisme mencegah agar tak terjadi hiper-inflasi?

Sylvain menulis, mereka melepas Covid19 ke berbagai negara yang diawali di Wuhan, Cina, kemudian menyebar ke Uni Eropa bahkan AS, akhirnya menjalar di seluruh dunia.

Sebenarnya isu Corona19 tidak jauh berbeda dengan virus sebelumnya seperti SARS, misalnya, atau kolera, flu burung dll tetapi karena gemuruh media mainstream dan framing berita begitu gebyar meliput Covid19 sehingga timbul kepanikan publik.

Nah, dari perspektif asymmetric warfare (peperangan asimetris) yang berpola: Isu-Tema atau Agenda-Skema menilai, bahwa Corona19 sebagai “isu” relatif sukses. Mengapa? Selain mampu membentuk opini publik, isu tersebut juga berhasil menciptakan kepanikan global.

Lalu, agenda apa yang dikehendaki mereka?

Tidak lain adalah lockdown dan berbagai varian seperti social distancing, bermasker dan lain-lain sesuai clue WHO. Dan dampak clue tersebut di satu sisi, mengakibatkan lumpuhnya beragam aspek kehidupan terutama sosial budaya, ekonomi bahkan religi; banyak perusahaan gulung tikar, lapangan kerja menciut, marak pengangguran, pasar modal mengalami crash, dan triliunan dolar AS “lenyap” dari peredaran guna membendung tekanan. Meski pada sisi lain, ada sektor yang ‘panen’ terutama industri farmasi dan jasa kesehatan.

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Siapa Pembuat dan Penebar Covid-19?-"
Di Inggris beda lagi. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik, hasil survei menemukan 2,9 juta penduduk dewasa mengalami kesepian kronis (chronic loneliness). Bahkan mereka mengaku, kepuasan hidupnya terganggu ‘rasa sepi’ selama pandemi. Ya kesepian akibat hilang kehangatan pertemanan. Lenyapnya social and family support, tipisnya rasa percaya terhadap orang lain (litle trust to other) dan lain-lain. Tampaknya fenomena ini tak hanya melanda Inggris, tetapi seluruh Eropa juga Paman Sam.

Balik ke pandemi. Di luar dugaan, serangan virus ke beberapa negara adidaya tidak sesuai rencana. Skenario lepas kontrol. Cina misalnya, ternyata mampu membuat formula antibakteri bernama azythroicin. Rusia dan beberapa negara Eropa juga mampu membuat vaksin, termasuk Indonesia. AS pun tidak ketinggalan.

Fenomena menarik, justru di era Donald Trump, AS cukup keras melawan ‘serangan virus’ para globalis cabal melalui Federal Drug Administration. Dan via media sosial pula, Trump Cs mencuitkan bahwa Covid19 cuma rekayasa kaum globalisme.

Mundur sebentar tentang NWO. Ya. Ia merupakan konsepsi kaum globalisme yang ingin mewujudkan emperium global di bawah kuasa AS; memakai mata uang global yakni dolar AS; dan menjalankan satu agama tunggal yaitu sekuler universal. Itulah cita-cita kaum globalis cabal membentuk NWO alias Tata Dunia Baru.

Barangkali mereka pengamal fanatik teori geopolitik “The One World”-nya Waldell Wilky yang tidak laku. Kenapa tak laku? Karena nonsense membentuk pemerintahan dunia berdasarkan geopolitik. Bukankah geopolitik itu ilmu negara? Science of the state, kata Karl Haushofer. Dan hingga kini, tak ada satu pun teori (geopolitik) dapat diterima di semua negara. Dan tidak semua negara bisa menerima satu teori. Itulah kebenaran relatif. Kebenaran yang bergerak sesuai tuntutan ruang dan waktu. Nisbi.

Nah, uraian singkat di atas barangkali menjawab galau pertanyaan, kenapa di awal pandemi sikap Trump cenderung over acting, tak mau bermasker. Dan mengapa pula setelah lengser akun-akun media sosial milik Trump diblokir. Iya, karena sebagian besar industri komunikasi dan media sosial kepunyaan kaum globalis cabal pendukung NWO, lawan Trump Cs di lentera geopolitik global.

Bersambung Ke Bagian 2

di Tulis Oleh: M Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute


[Sumber: yang diambil Admin Blog Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Silahkan Lihat Di News theglobal-review]

Alasan Kenapa Situs Alexa Ditutup

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Alasan Kenapa Situs Alexa Ditutup-"
Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Alasan Kenapa Situs Alexa Ditutup Kabar situs Alexa tak bisa diakses sangat mengejutkan. Pasalnya, sejak 2008 setiap hari situs Alexa (alexa.com) menjadi handalan kami memantau perkembangan website theglobal-review.com. Utamanya mengetahui rangking website kami, baik rangking secara global maupun nasional. Akibatnya mau tidak mau kami mesti mencari situs serupa mengganti situs alexa. Lantas, apa alasan situs milik Amazon ini ditutup?

Penutupan website alexa dilakukan per 1 Mei 2022 lalu. Seperti diketahui situs analisis website ini telah mengudara selama 25 tahun.

“Setelah dua dekade membantu Anda menemukan, menjangkau, dan mengonversi audiens digital Anda, kami mengambil keputusan sulit. Yakni menghentikan Alexa.com pada 1 Mei 2022. Terima kasih telah menjadikan kami sumber daya Anda untuk penelitian konten, analisis kompetitif, penelitian kata kunci, dan lainnya,” tulis Alexa di situs resminya itu.

Alexa.com berhenti menawarkan langganan baru sejak 8 Desember 2021. Sementara pelanggan eksisting tetap memiliki akses ke langganan mereka hingga 1 Mei 2022.

Alexa memiliki fungsi yang mirip dengan Google Analytics. Alexa digunakan untuk melacak kinerja situs web dan pesaing. Situs ini juga menyediakan data lalu lintas website.

Alexa tidak mengungkapkan alasan di balik penutupan tersebut. Namun mengutip bleepingcomputer.com, berdasarkan data Semrush, platform SaaS manajemen visibilitas online, lalu lintas organik Alexa.com terus menurun. Ada kemungkinan dan diduga hal inilah yang menjadi penyebab penutupan Alexa oleh perusahaan milik Jeff Bezos itu.

Amazon memiliki unit bisnis asisten digital dengan teknologi perintah suara yang juga bernama Alexa. Amazon sepertinya akan fokus di Alexa yang satu ini. Mengutip Daily Mail pekan lalu, Alexa asisten digital ini baru saja menambah fitur dapat mendengarkan air mengalir dan peralatan rumah tangga berbunyi.

Mengenal Amazon sebagai Perusahaan

Amazon Inc merupakan perusahaan raksasa e-commerce, multinasional teknologi milik perusahaan Amerika yang berfokus pada e-niaga, komputasi awan, streaming digital dan kecerdasan buatan.

Amazon adalah satu diantara lima besar perusahaan di industri teknologi informasi AS, bersama dengan Google (Alphabet), Apple, Meta (Facebook) dan Microsoft.

Perusahaan ini telah disebut sebagai “satu diantara kekuatan ekonomi dan budaya paling berpengaruh di dunia”, serta merek paling berharga di dunia.

Cerita menarik adalah Jeff Bezos mendirikan Amazon dari garasinya di Bellevue, Washington pada 5 Juli 1994. Ini dimulai sebagai pasar online untuk buku. Namun kemudian tumbuh menjadi perusahaan yang menjual elektronik, perangkat lunak, video game, pakaian, furnitur, makanan, mainan, hingga perhiasan.

Pada tahun 2015, berdasarkan kapitalisasi pasar, Amazon mengambil alih Walmart sebagai pengecer paling berharga di Amerika Serikat. Dan pada Agustus 2017, Amazon mengakuisisi Whole Foods Market dan secara signifikan meningkatkan jejaknya sebagai pengecer fisik.

Amazon dikenal dengan disrupsinya terhadap industri mapan melalui inovasi teknologi dan skala besar. Amazon adalah perusahaan Internet terbesar berdasarkan pendapatan di dunia.

di Tulis Oleh: Rusman, Direktur Teknologi Informasi Global Future Institute


[Sumber: yang diambil Admin Blog Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Silahkan Lihat Di News theglobal-review]

Soal Pencabutan Ekspor CPO, Pemerintah Dinilai Gagal Kendalikan Harga Minyak Goreng

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Soal Pencabutan Ekspor CPO, Pemerintah Dinilai Gagal Kendalikan Harga Minyak Goreng-"
Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Soal Pencabutan Ekspor CPO, Pemerintah Dinilai Gagal Kendalikan Harga Minyak Goreng Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai pencabutan larangan ekspor crude palm oil (CPO) dan minyak goreng membuktikan bahwa kebijakan pengendalian harga minyak goreng dengan menyetop ekspor total seluruh produk CPO adalah kesalahan fatal. Diketahui, pencabutan larangan ekspor ini berlaku efektif per Senin (23/5).

"Harga migor di level masyarakat masih tinggi," kata Bhima kepada Merdeka.com di Jakarta, (19/5).

Selain harga minyak goreng masih tinggi, lanjut Bhima, larangan ekspor CPO dan produk turunannya juga membuat harga tandah buah segar (TBS) kelapa sawit anjlok. Kemudian, cadangan devisa juga menurun akibat terpangkasnya penerimaan negara senilai Rp6 triliun imbas pelarangan ekspor CPO, yang mempengaruhi stabilitas sektor keuangan.

"Belum ditambah dengan tekanan pada sektor logistik -perkapalan yang berkaitan dengan aktivitas ekspor CPO," imbuhnya.

Bhima menambahkan, larangan ekspor CPO dan produk turunannya berdampak pada pelemahan kurs rupiah terhadap Dolar AS dipasar spot sebesar 3 persen dalam sebulan terakhir.

"Dampaknya sudah dirasakan ke berbagai sektor ekonomi," jelas.

Untuk itu, Bhima meminta pemerintah tidak lagi semberono menerapkan kebijakan larangan ekspor berbagai komoditas layaknya CPO dna produk turunannya. yang tidak memiliki kajian matang. Sebab, penerapan kebijakan dinilai tidak memiliki dampak positif terhadap masyarakat maupun ekonomi domestik.

"Cukup terakhir ada kebijakan proteksionisme yang eksesif seperti ini," kerasnya mengakhiri.

Jokowi Cabut Larangan Ekspor Minyak Goreng Mulai 23 Mei 2022

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan membuka pintu ekspor minyak goreng kembali mulai 23 Mei 2022. Ekspor minyak goreng dibuka kembali dengan beberapa pertimbangan.

Kepala negara mengatakan sejak kebijakan pelarangan ekspor minyak goreng diterapkan pemerintah terus memantau dan mendorong berbagai langkah-langkah untuk memastikan ketersediaan minyak goreng dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hasilnya, berdasarkan pengecekan langsung di lapangan dan laporan pasokan minyak goreng terus bertambah.

"Berdasarkan kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini serta mempertimbangkan adanya 17 juta orang tenaga di industri sawit baik petani pekerja dan juga tenaga pendukung lainnya maka saya memutuskan bahwa ekspor minyak goreng akan dibuka kembali pada senin 23 Mei 2022," tegas Jokowi dalam video konferensi, Kamis (19/5/2022).


[Sumber: yang diambil Admin Blog Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Silahkan Lihat Di News Merdeka]

Sejarah Nanggroe Atjeh Darussalam Part-11

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Sejarah Nanggroe Atjeh Darussalam Part-11-"
Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Sejarah Nanggroe Atjeh Darussalam Part-11 Pada tanggal 18 Februari 1873, lewat perintah rahasia, Menteri Tanah Jajahan Van De Putte atas nama pemerintah Belanda menginstruksikan kepada Gubernur Jenderal Lauden yang berkedudukan di Batavia agar mulai menyerang Aceh. Secepat kilat Lauden segera menggelar sidang khusus mengecek kesiapan armadanya di lapangan dan mematangkan hal-hal teknis lainnya.

Sejarahwan Anthony Reid dalam disertasi program doktoralnya di Cambridge University yang meneliti hubungan antara Aceh, Belanda, dan Inggris dalam kaitannya dengan perang kolonial tahun 1858-1898[1] melukiskan hari-hari menjelang dimulainya perang kolonial Belanda atas Aceh.

Reid menulis bahwa Gubernur Jenderal Lauden pada 4 Maret 1873 mengirim ultimatum kepada Aceh agar dalam waktu 24 jam mau mengakui kedaulatan Belanda dan jika tidak maka berarti perang.

Lauden sudah kehilangan kesabaran menghadapi Aceh yang terus-menerus berkelit dan menunjukkan sikap yang tidak ramah kepada Belanda.

“Kebijakan Aceh yang membingungkan mengenai Pemerintah Belanda harus diakhiri. Negeri itu tetap merupakan titik lemah kita sepanjang menyangkut Sumatra. Selama negeri itu tidak mengakui kedaulatan kita, campur tangan asing akan terus mengancam  kita seperti pedang Damocles… Tanpa pamer kekuatan militer ini sudah pasti bahwa Aceh akan terus membiarkan persoalan itu terkatung-katung, dengan harapan akan ada campur tangan asing… Aceh sudah keterlaluan.”[2]

Commissioner J. F. N. Nieuwenhuyzen yang dikirim Lauden tiba di Aceh pada tanggal 22 Maret. Sultan Mahmud dengan penuh diplomatis menjawab bahwa Aceh sebenarnya ingin hidup berdampingan dengan Belanda secara damai. Sultan Mahmud malah bertanya kepada utusan Lauden itu mengapa begitu cepat datang ke Aceh padahal menurut perjanjian dengan wakil Belanda di Riau, Aceh dan Batavia sepakat bahwa kunjungan utusan Belanda diundur hingga enam bulan ke belakang?

Sultan Mahmud pun melarang Nieuwenhuyzen turun ke darat tanpa seizinnya. Frustasi menghadapi Sultan Aceh yang sedikit pun tidak menunjukkan rasa gentar, Nieuwenhuyzen memerintahkan agar kapal meriam yang ditumpanginya memuntahkan peluru ke pantai pada tanggal 26 Maret 1873 sebagai peringatan. Tidak lama setelah itu, Belanda mengumumkan secara resmi perang dengan Aceh kepada negeri-negeri Eropa.

Sabtu dini hari, 8 April 1873, langit masih gelap gulita. Air laut masih tampak kelabu. Di tengah Selat Malaka, bayang-bayang puluhan kapal perang Belanda tampak beriringan menuju satu titik, Aceh Darussalam.

Di pagi buta itu, Belanda telah mantap untuk menyerang Kerajaan Aceh Darussalam. Perang kolonial secara resmi telah di mulai di Tanah Rencong. Menurut Anthony Reid, tak kurang dari 30.000 serdadu Belanda mendarat di pantai Aceh.

Awalnya Belanda mengira, dengan serangan mendadak dan didukung kekuatan bombardemen artileri dari mulut-mulut meriam yang ada di kapal-kapal perangnya, pesisir Aceh bisa dengan mudah direbut. Setelah pesisir dikuasai, maka pasukan infanteri akan langsung menusuk ke daerah pedalaman. Berbekal informasi dari pasukan telik sandi yang telah disusupkan sebelumnya, Belanda amat yakin dapat menaklukkan seluruh tanah Aceh dalam waktu yang singkat. Apalagi kondisi kerajaan Aceh Darussalam saat itu tidak sekuat di masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda. Dengan besar kepala, Belanda mengira bisa memenangkan peperangan melawan Aceh dengan mudah.

Namun Belanda agaknya khilaf. Faktor kekuatan rakyat Aceh sebenarnya bukan terletak pada keunggulan atau kelengkapan persenjataan, bukan terketak pada strategi yang muluk-muluk, dan bukan terletak pada kecintaan akan kehidupan duniawi. Satu-satunya faktor yang membuat rakyat Aceh begitu kuat dan teguh di dalam berperang menghadapi setiap penjajah adalah Islam. Portugis telah merasakan itu hingga diakhir kekuasaannya atas Malaka tidak mampu juga menaklukkan Aceh. Belanda melupakan pengalaman pahit Portugis.

Menghadapi serbuan tentara Belanda rakyat Aceh sama sekali tidak gentar. Di seluruh Bumi Rencong para ulama mengeluarkan fatwa jihad fi sabilillah melawan tentara kafir. Perang sabil pun dikumandangkan. Berbondong-bondong rakyat Aceh dengan persenjataan seadanya menyongsong tentara salib Belanda dengan keberanian yang tiada taranya. Mereka menyambut maut dengan senyum dan penuh pengharapan.

Tidak hanya laki-laki, para perempuan Aceh pun segera mengambil rencong dan menyisipkan ke pinggangnya. Dengan tangan kiri menggendong sang jabang bayi, para perempuan Aceh ini segera berlari masuk hutan guna menyusun kekuatan. Semangat jihad fisabilillah yang demikian berurat-berakar dalam dada setiap orang Aceh membuatnya sangat enteng meninggalkan rumah dengan segala harta bendanya untuk pergi berperang menyongsong musuh Allah. Di kala malam tiba, sambil terus bersiaga di dalam gua-gua yang gelap gulita, para perempuan Aceh nan perkasa ini meninabobokan jabang bayinya dengan senandung “Dododaidi”. Senandung jihad itu meluncur pelan dari bibir-bibir yang kerap berpuasa dengan iringan musik desahan angin serta gemerisik dedaunan hutan. Inilah terjemahan dari lagu Dododaidi:

Allah hai dododaidi[3]
Buah gadung buah-buahan dari hutan
kalau sinyak[4] besar nanti, Ibu tidak bisa memberi apa-apa
aib dan keji dikatakan orang-orang

Allah hai dododaidang
Layang-layang di sawah putus talinya
cepatlah besar Anakku sayang dan jadilah seorang pemuda yang gagah
agar bisa berangkat perang membela Nanggroe

Wahai anakku, janganlah kau duduk berdiam diri lagi
mari bangkit bersama membela bangsa
janganlah takut jika darah mengalir
walaupun engkau mati Nak, Ibu sudah relakan
Ayo sini Nak Ibu tatih, kemarilah Nak Ibu tatih
bangunlah anakku sayang, mari kita bela Aceh
sudah tercium bau daun timphan[5]
seperti bau badan Sinyak Aceh

Allah Sang Pencipta yang Punya Kehendak
jauhnya kampung tak tercapai untuk pulang
andaikan punya sayap, Ibu akan terbang
supaya cepat sampai ke Nanggroe

Kemarilah Ibu timang-timang Nak
sayangnya ombak memecah pantai
kalau Sinyak yang berkulit putih udah besar
dimanakah engkau akan berada nanti buah hatiku…

Inilah lagu pengantar tidur bayi-bayi Aceh. Betapa mulia para perempuan Aceh itu yang telah menanamkan semangat jihad membela agama Allah kepada anaknya sejak dini, saat sang anak berjalan pun belum mampu. Anak-anak Aceh dibesarkan bukan dengan lagu-lagu yang menggambarkan keindahan alam, bukan disenandungkan tentang gemerisik dedaunan atau air terjun, bukan berisi lagu-lagu cinta dan segala kecengengannya, tetapi dengan lagu-lagu jihad fisabilillah, yang menisbikan dunia dan meninggikan akherat. Inilah bayi-bayi sejati Serambi Mekkah!

Menghadapi gempuran barisan Mujahidin Aceh di berbagai medan pertempuran, Belanda kehilangan banyak tentaranya. Rakyat Aceh, para lelaki maupun perempuannya, pergi berperang bagaikan orang yang hendak ke pesta walimahan, bergegas, begitu bersemangat, dan sama sekali tidak menunjukkan rasa gentar.

Begitu banyak tentara Belanda yang tertawan, namun amatlah langka rakyat Aceh yang sudi menjadi tawanan kaum kafir. Di mana-mana, walau telah kepayahan, Mujahidin Aceh tidak sudi untuk menyerah hidup-hidup kepada musuh. Mereka terus menyerang Belanda sampai titik darah penghabisan karena tujuan mereka hanya satu: hidup mulia atau mati syahid.

(Bersambung)

—————————
[1] Anthony Reid; Asal Muasal Konflik Aceh , Dari Perebutan Pantai Timur Sumatera hingga Akhir Kerajaan Aceh Abad ke-19; YOI; Cet.1; Jakarta; Juli 2005. Judul asli adalah “The Contest for North Sumatra Acheh, the Netherlands and Britain 1858-1898” diterbitkan oleh Oxford University Press 1969.
[2] Surat Lauden kepada Menteri Tanah Jajahan Van de Putte tertanggal 25 Februari 1873, Officieele Bescheiden, hlm.76.
[3] Ini semacam senandung untuk meninabobokan anak.
[4]Sinyak adalah panggilan untuk anak kecil di Aceh.
[5]Thimpan adalah kue khas Aceh

Apa itu Konkordium? Blockchain yang Didukung Penelitian Dengan ID Layer-1

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Apa itu Konkordium? Blockchain yang Didukung Penelitian Dengan ID Layer-1-"
Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Apa itu Konkordium? Blockchain yang Didukung Penelitian Dengan ID Layer-1 Mendalami platform blockchain tingkat perusahaan yang menggunakan lapisan identitas digital pertama untuk mendukung gelombang pertama dApps yang mematuhi peraturan.

Concordium adalah blockchain terdesentralisasi tanpa izin dengan kualitas kelas perusahaan. Ini dirancang untuk meng-host kasus penggunaan agnostik segmen, termasuk apa yang merupakan gelombang pertama dari aplikasi yang benar-benar sesuai peraturan, aplikasi terdesentralisasi (DApps) dan protokol DeFi.

Platform ini dirancang untuk menyeimbangkan privasi dengan akuntabilitas melalui lapisan ID-nya, yang memastikan bahwa setiap dompet dikaitkan dengan identitas dunia nyata yang telah diverifikasi melalui penyedia ID.

Dengan memanfaatkan bukti tanpa pengetahuan, Concordium mengklaim memberikan privasi penuh kepada pengguna saat menggunakan blockchain, tetapi tetap memastikan akuntabilitas berkat opsi anonimitas "yang dapat dibatalkan".

Ini juga memberi pengembang dan pengguna platform yang cepat, aman, dan berkemampuan tinggi yang membuat pembangunan dan penggunaan DApps menjadi tugas yang lebih mudah diakses. ID untuk memfasilitasi kepatuhan terhadap peraturan di tingkat protokol, biaya transaksi stabil yang rendah, dan finalisasi instan adalah beberapa fitur utama yang membantu Concordium mencapai adopsi skala besar.

Koin pembayaran asli platform, yang dikenal sebagai CCD, digunakan untuk membayar biaya transaksi (termasuk operasi kontrak pintar), mempertaruhkan, sebagai hadiah untuk operator node, dan sebagai media jaminan/penyelesaian untuk lanskap DeFi Concordium.


Siapa yang Membangun Konkordium?

Dalam pengembangan sejak 2018, Concordium dibangun oleh tim yang terdiri dari lebih dari 30 anggota, banyak di antaranya adalah insinyur perangkat lunak, peneliti, atau pengembang.

Tim pendiri terdiri dari Lars Seier Christensen, Ketua Yayasan Concordium, dan salah satu pendiri dan mantan CEO platform perdagangan dan investasi online Saxo Bank; Profesor Ueli Maurer, Kepala Kelompok Riset Keamanan Informasi dan Kriptografi di Institut Teknologi Federal Swiss Zurich; Simone Monnerat, seorang pengacara, dan notaris hukum perdata; Bjørn Krog Andersen, anggota dewan Yayasan Concordium dan Kepala Kepatuhan Hukum untuk Lingkaran Perbankan; dan Ian Zhang, yang memiliki pengalaman lebih dari dua dekade di bidang keuangan perusahaan.

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Apa itu Konkordium? Blockchain yang Didukung Penelitian Dengan ID Layer-1-"
Beberapa anggota tim tingkat C kunci termasuk CEO Lone Fønss Schrøder (pengusaha, salah satu pendiri fintech, pengalaman C-suite di Fortune 500, Wakil Ketua Volvo dan direktur di IKEA), Group CPO/CTO Kåre Kjelstrøm (pengusaha, startup Silicon Valley veteran dari berbagai usaha termasuk Uber), ayah komitmen Pedersen, Torben Pryds Pedersen, sebelumnya kepala tim penelitian dan pengembangan Cryptomathic, CFO Jørgen Hauglund, dengan pengalaman platform perusahaan, perbankan dan perdagangan besar, dan COO Conor Ringland, seorang ahli dalam penjualan institusional dari Saxo Bank dan Lloyds, dalam hubungan investor, operasi, perdagangan online, dan strategi digital.

Bagaimana Konkordium Bekerja?

Concordium menggunakan sistem konsensus ganda di mana operator (dikenal sebagai pembuat roti) memproses transaksi menggunakan mekanisme Proof-of-Stake ala Nakamoto. Perjanjian toleransi kesalahan Bizantium antara satu set pembuat roti khusus (dikenal sebagai finalizers) digunakan untuk finalisasi transaksi.

Setiap pengguna yang memasang lebih dari 14.000 CCD dapat menjadi pembuat roti, sementara finalis harus memasang setidaknya 0,1% dari semua CCD.

Concordium adalah platform yang tidak memiliki izin dan sepenuhnya terdesentralisasi, itulah sebabnya siapa pun dapat bergabung dengan jaringan sebagai operator node, membantu untuk berpartisipasi dalam konsensus on-chain dengan memvalidasi blok. Pengguna ini diberi penghargaan atas kontribusi mereka dalam bentuk biaya transaksi dan bagian dari emisi token CCD (sebanding dengan ukuran saham mereka).

Seperti yang kami singgung secara singkat, Concordium memiliki lapisan identitas yang, berbeda dengan sistem yang sepenuhnya anonim, memberikan privasi kepada pengguna, sambil memastikan regulator dapat mengidentifikasi peserta secara selektif jika diperlukan. Fitur baru ini adalah salah satu yang memungkinkan aplikasi yang dibangun di atas Concordium untuk mematuhi peraturan KYC dan AML.

Mekanisme ID akan mendukung adopsi skala besar dari DeFi dan vertikal bisnis lainnya dan memastikan regulator dapat secara selektif mengidentifikasi pengguna tanpa melanggar privasi transaksional secara keseluruhan - sebuah proses yang memerlukan perintah pengadilan atau beberapa interaksi penegakan hukum untuk dimulai.

Dari sudut pandang teknis, lapisan identitas Concordium menggunakan penerbit identitas tepercaya untuk memberikan identitas kedaulatan diri kepada pengguna, sementara transaksi on-chain dilakukan secara pribadi dengan menggunakan sarana kriptografi untuk membuktikan bahwa semua peserta telah diverifikasi tanpa mengungkapkan identitas mereka. Solusinya sesuai dengan GPDR.


Berkat mesin virtual berbasis WASM, Concordium memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi dalam bahasa apa pun yang dapat dikompilasi ke Majelis Web, termasuk Rust , WASM, dan Haskell dengan bahasa lebih lanjut yang diatur untuk ditambahkan secara teratur.

Concordium telah mengoperasikan jaringan utamanya sejak Juni 2021, membawa serta sistem konsensus dan finalisasi 2 lapis, transaksi terenkripsi, dan kontrak pintar berbasis Rust. Tahap selanjutnya dari peta jalannya akan melihat penambahan templat kontrak pintar, peningkatan dompet seluler, penyebaran beberapa SDK, peluncuran portal ekosistemnya, dan banyak lagi di Semester 1 2022. Concordium menghadirkan kotak peralatan kode rendah/tanpa kode dan siap -untuk-menggunakan aplikasi untuk mendukung adopsi.


Peta jalan lengkap untuk tahun 2022 dan seterusnya tersedia di sini.

Apa yang Membuat Konkordium Unik?

Sebagai blockchain canggih yang dirancang untuk menyediakan lingkungan eksekusi yang kuat untuk kontrak pintar dan primitif keuangan digital, Concordium menawarkan sejumlah fitur unik yang membantunya mencapai tujuan ini dan membedakan dirinya dari kompetisi.

Ini termasuk:

Kepatuhan Privasi & Peraturan

Berkat solusi identitas kedaulatannya sendiri, setiap peserta di blockchain Concordium telah diverifikasi sebagai individu nyata dan hidup yang memiliki kredensial identitas berbasis blockchain. Karena itu, aplikasi dapat dengan mudah mematuhi peraturan KYC dan AML tanpa perlu melakukan KYC secara manual kepada penggunanya.

Didukung Oleh Sains

Concordium dibangun di atas prinsip, teknologi, dan solusi yang tercantum di lebih dari 70 makalah akademis yang diterbitkan oleh pengembangnya dan Pusat Penelitian Blockchain Concordium Aarhus (Universitas Aarhus) serta berbagai mitra penelitian terkemuka. Berakar pada penelitian ilmiah terbaru, Concordium bertujuan untuk memanfaatkan wawasan terbaru untuk mengatasi keterbatasan yang dihadapi oleh platform lain dan memperkuat berbagai kasus penggunaan baru.

Kecepatan & Throughput

Untuk mengimbangi adopsi teknologi terdesentralisasi yang merajalela, blockchain perlu mempertahankan sejumlah besar transaksi per detik (TPS) dan mampu meningkatkan skala secara signifikan. Seperti berdiri, throughput Concordium mengalahkan sebagian besar rantai dengan adopsi yang lebih besar dan diatur untuk skala lebih jauh melalui sharding.

Finalists Instant

Dibandingkan dengan blockchain lain yang hanya mencapai penyelesaian transaksi probabilistik, Concordium mampu mencapai finalisasi yang benar dan tidak dapat diubah dalam beberapa detik. Ini berarti transaksi tidak dapat dibatalkan, bahkan jika penyerang mampu menumbangkan semua protokol keamanan lainnya dan mengambil alih jaringan sepenuhnya.

Harga Stabil Biaya

Tidak seperti banyak platform lain, biaya pada blockchain Concordium stabil dalam istilah fiat (EUR). Ini memberikan pengalaman yang lebih intuitif bagi pengembang dan pengguna, sekaligus membuat biaya jauh lebih dapat diprediksi, membantu mendukung operasi bisnis dan penyerapan produk.

Blockchain Hijau

Concordium bisa dibilang menawarkan PoS dan Rust keberlanjutan terbaik di kelasnya, yang merupakan salah satu bahasa pengkodean paling hemat energi. Desain ini membantu mengurangi emisi.

Platform mengkonsumsi energi lebih sedikit (lebih dari 100.000 kali lebih sedikit per node) daripada platform berbasis Proof-of-Work dan dibangun di sekitar kode terkompilasi yang sangat efisien yang membantu meminimalkan konsumsi energi. Biaya energi untuk menjalankan node di Concordium saat ini mencapai 108,6 kWh/tahun - setara dengan mengisi daya mobil listrik satu kali. Sebagai perbandingan, satu penambang Bitcoin (menggunakan unit Bitmain Antminer 14TH/s) akan mengkonsumsi 28.470 kWh/tahun.

Lab Defi yang Diatur

Concordium telah meluncurkan lab pertama di dunia untuk produk DeFi yang teregulasi. Lab ini memiliki program hibah yang menarik dan akan bekerja untuk mendemonstrasikan bagaimana kontrak pintar dapat mendukung kebutuhan kepatuhan dan peraturan, mengembangkan bukti konsep untuk produk DeFi baru yang diatur, dan di bawah program hibah membantu dalam membawa konsep yang diinkubasi ke pasar dengan beberapa aplikasi DeFi teregulasi pertama yang layak secara komersial.

di Tulis Oleh: Daniel Phillips


[Sumber: yang diambil Admin Blog Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Silahkan Lihat Di News CoinMarketcap]

Robinhood Meluncurkan Dompet Crypto Non-Penahanan

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Robinhood Meluncurkan Dompet Crypto Non-Penahanan-"
Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Robinhood Meluncurkan Dompet Crypto Non-Penahanan Robinhood akan meluncurkan dompet Ethereum non-penahanan dengan kemampuan DeFi dan NFT.

Robinhood akan meluncurkan dirinya lebih dalam ke ruang web3.

Sesaat setelah pengumumannya bahwa Sam Bankman-Fried mengakuisisi 7,6% saham perusahaan, CEO Vlad Tenev mengumumkan "dompet kripto Web3" pada konferensi Tanpa Izin di Palm Beach, Florida.

Dompet baru ini akan menjadi dompet web3 non-penahanan penuh yang mirip dengan Metamask. Dengan demikian, pengguna akan dapat meminjamkan, mempertaruhkan, menghasilkan pertanian, dan memperdagangkan token yang dapat dipertukarkan dan tidak dapat dipertukarkan. Lebih lanjut, Robinhood mengumumkan dapat melakukannya "tanpa biaya jaringan," meskipun belum jelas blockchain mana yang akan didukung oleh dompet tersebut.

Crypto CTO Robinhood Johann Kerbrat mengatakan kepada Decrypt bahwa dompet baru berusaha untuk mereplikasi model merek dagang tanpa biaya perusahaan. Namun, mengingat biaya gas Ethereum yang tinggi, tidak jelas bagaimana Robinhood ingin mencapainya. Kerbrat mengatakan kepada Decrypt bahwa "bermitra dengan mitra likuiditas untuk mendapatkan harga terbaik" akan menjadi bagian dari solusi tetapi tidak merinci.

Dalam wawancara lain, Kerbrat mengatakan kepada CoinDesk bahwa tim sedang "membangun produk ini sebagai browser yang efektif." Dompet akan menjadi "bagian terakhir yang hilang untuk mengakses ruang web3."

Robinhood menargetkan paruh kedua tahun 2022 sebagai tanggal rilis, dengan versi beta dijadwalkan keluar selama musim panas. Masih belum jelas apakah peralihan Ethereum ke proof-of-stake entah bagaimana akan mempengaruhi tanggal rilis dan pendekatan tanpa biaya yang dijanjikan.

Robinhood telah mengalami dua belas bulan terakhir yang rumit, dengan harga sahamnya terpukul setelah IPO perusahaan pada Juli 2021. Poros ke crypto bisa menjadi reaksi terhadap saham Sam Bankman-Fried di perusahaan, meskipun sejauh ini Robinhood sebagian besar berfokus pada saham. Namun, aplikasi perdagangan baru-baru ini menambahkan SHIB ke pilihan crypto yang dapat diperdagangkan.

CTO John Kerbrat berkata:

"Banyak orang tinggal di luar Web3 karena biayanya. Web3 ada di sini untuk bertahan dan kami sedang membangun untuk jangka panjang. Ini adalah taruhan untuk masa depan."

di Tulis Oleh: Paus Koin


[Sumber: yang diambil Admin Blog Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Silahkan Lihat Di News CoinMarketcap]

Informasi di Balik Materi dan Lauhul Mahfuzh

Property Pribadi Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Ilustrasi doc. Pribadi © Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh: "-Informasi di Balik Materi dan Lauhul Mahfuzh-"
Suriya-Aceh Info Anak Meulaboh Informasi di Balik Materi dan Lauhul Mahfuzh Informasi… Konsep ini di masa sekarang memiliki makna yang jauh lebih berarti dibandingkan setengah abad yang lalu sekalipun. Para ilmuwan merumuskan sejumlah teori untuk mengartikan istilah informasi. Para ilmuwan sosial berbicara tentang “abad informasi”. Informasi kini tengah menjadi konsep yang amat penting bagi umat manusia.

Penemuan informasi tentang asal-usul alam semesta dan kehidupan itu sendiri lah yang menjadikan konsep informasi ini menjadi begitu penting di dunia modern ini. Kalangan ilmuwan kini menyadari bahwa jagat raya terbentuk dari “materi, energi dan informasi,” dan penemuan ini telah menggantikan filsafat materialistik abad ke-19 yang menyatakan bahwa alam semesta keseluruhannya terdiri dari “materi dan energi” saja.

Lalu, apa arti dari semua ini?

Kami akan jelaskan melalui sebuah contoh, yakni DNA. Semua sel hidup berfungsi berdasarkan informasi genetis yang terkodekan pada struktur rantai heliks ganda DNA. Tubuh kita juga tersusun atas trilyunan sel yang masing-masingnya memiliki DNA tersendiri, dan semua fungsi tubuh kita terekam dalam molekul raksasa ini. Sel-sel kita menggunakan kode-kode protein yang tertuliskan pada DNA untuk memproduksi protein-protein baru. Informasi yang dimiliki DNA kita sungguh berkapasitas sangat besar sehingga jika anda ingin menuliskannya, maka ini akan memakan tempat 900 jilid ensiklopedia, dari halaman awal hingga akhir!

Jadi tersusun dari apakah DNA? Lima puluh tahun yang lalu, para ilmuwan akan menjawab bahwa DNA terdiri atas asam-asam inti yang dinamakan nukleotida dan beragam ikatan kimia yang mengikat erat nukleotida-nukleotida ini. Dengan kata lain, mereka terbiasa menjawabnya dengan menyebutkan hanya unsur-unsur materi dari DNA. Namun kini, para ilmuwan memiliki sebuah jawaban yang berbeda. DNA tersusun atas atom, molekul, ikatan kimia dan, yang paling penting, informasi.

Persis sebagaimana sebuah buku. Kita akan sangat keliru jika mengatakan bahwa sebuah buku hanya tersusun atas kertas, tinta dan jilidan buku; sebab selain ketiga unsur materi ini, adalah informasi yang benar-benar menjadikannya sebuah buku. Informasi lah yang membedakan satu jilid Encyclopedia Britannica dari sekedar sebuah “buku” yang terbentuk dari penyusunan acak huruf-huruf seperti ABICLDIXXGGSDLL. Keduanya memiliki kertas, tinta dan jilidan, tapi yang satu memiliki informasi sedangkan yang kedua tidak memilikinya. Sumber informasi ini adalah penulis buku tersebut, suatu kecerdasan yang memiliki kesadaran. Karenanya, kita tidak dapat mengingkari bahwa informasi dalam DNA telah ditempatkan oleh sesuatu yang memiliki kecerdasan.

Informasi, Tembok Penghalang Bagi Teori Evolusi Dan Materialisme

The discovery of this fact has sent materialist philosophy and Darwinism, its application to the natural sciences, Into a dead end, because materialist philosophy claims that all living things are formed by matter alone and that genetic information appeared somehow by "chance." This is like saying that a book could be formed from a random assemblage of paper and ink.

Penemuan fakta ini telah menempatkan filsafat materialis dan Darwinisme, yakni penerapan paham materialisme ini pada ilmu alam, di hadapan tembok penghalang besar. Sebab, filsafat materialis menyatakan bahwa semua makhluk hidup hanya tersusun atas materi dan bahwa informasi genetis muncul menjadi ada melalui mekanisme tertentu secara “kebetulan”. Hal ini sebagaimana pernyataan bahwa sebuah buku dapat terbentuk melalui penyusunan kertas dan tinta secara serampangan, acak atau tanpa disengaja.

Materialisme berpijak pada teori “reduksionisme,” yang menyatakan bahwa informasi pada akhirnya dapat direduksi atau disederhanakan menjadi materi. Karena alasan ini, kalangan materialis berkata bahwa tidak ada perlunya mencari sumber informasi di luar materi. Akan tetapi pernyataan ini telah terbukti keliru, dan bahkan kalangan materialis telah mulai mengakui kebenaran ini.

Salah satu pendukung terkemuka teori evolusi, George C. Williams, mengemukakan dalam sebuah tulisannya di tahun 1995 tentang kesalahan materialisme (reduksionisme) yang beranggapan bahwa segala sesuatu terdiri atas materi:

Kalangan ahli biologi evolusionis hingga kini tidak menyadari bahwa mereka bekerja dengan dua bidang yang sedikit banyak berbeda: yakni bidang informasi dan bidang materi… Dua bidang ini tidak akan pernah bertemu pada satu pengertian yang biasanya disebut dengan istilah “reduksionisme” …Gen adalah satu paket informasi, dan bukan sebuah benda.. . Dalam biologi, ketika anda berbicara tentang masalah-masalah seperti gen, genotip dan perbendaharaan gen (gene pools), anda berbicara tentang informasi, bukan realitas fisik kebendaannya… Kurangnya kata-kata yang sama dan semakna yang dapat digunakan untuk menjelaskan keduanya ini menjadikan materi dan informasi berada pada dunia yang berbeda, yang harus dibahas secara terpisah, dan dengan menggunakan istilah mereka masing-masing. 1

Stephen C. Meyer, seorang filsuf ilmu pengetahuan dari Cambridge University dan termasuk yang mengkritisi teori evolusi serta materialisme, mengatakan dalam sebuah wawancara:

Satu hal yang saya lakukan di perkuliahan untuk memahamkan gagasan ini kepada para mahasiswa adalah: saya pegang dua disket komputer. Satu disket ini berisikan software (=informasi), sedangkan yang satunya lagi kosong. Lalu saya bertanya, “Apakah perbedaan berat di antara dua disket komputer ini akibat perbedaan isi informasi yang mereka punyai?” Dan tentu saja jawabannya adalah nol, tidak berbeda, tidak ada perbedaan akibat keberadaan informasi di salah satu disket. Hal ini dikarenakan informasi adalah kuantitas yang tidak memiliki berat. Informasi bukanlah suatu keberadaan materi.

Jika demikian, bagaimanakan penjelasan materialis menjelaskan asal-usulnya? Bagaimanakah penyebab yang bersifat materi dapat menjelaskan asal-muasalnya?… Hal ini memunculkan hambatan yang cukup mendasar bagi skenario materialistik evolusionis.

Di abad ke-19, kita berkeyakinan bahwa terdapat dua keberadaan dasar dalam ilmu pengetahuan: Materi dan Energi. Di awal abad ke-21, kita kini mengakui bahwa terdapat keberadaan dasar yang ketiga, dan ini adalah informasi. Informasi tidak dapat direduksi atau disederhanakan menjadi materi, tidak pula menjadi energi. 2

Semua teori yang dikemukakan di abad kedua puluh untuk menyederhanakan informasi menjadi materi - sebagaimana teori asal-usul kehidupan secara acak, pengaturan materi secara mandiri, teori evolusi dalam biologi yang berusaha menjelaskan informasi genetis spesies melalui mekanisme mutasi dan seleksi alam - telah gagal. Profesor Phillip Johnson, pengritik terkemuka Darwinisme, menulis:

Dualitas yang sesungguhnya ada pada setiap tingkatan dalam biologi adalah dualitas materi dan informasi. Kalangan filsuf akal-ilmu pengetahuan tidak mampu memahami sifat asli informasi dikarenakan mereka beranggapan bahwa informasi ini dihasilkan oleh sebuah proses materi (yakni. sebagaimana konsep Darwin) dan, karenanya, secara mendasar tidak berbeda dengan materi. Tapi ini hanyalah prasangka yang akan terhapuskan dengan pemikiran yang jujur. 3

As Johnson states, "information is not matter, although it is imprinted on matter. It comes from elsewhere, from an intelligence...." Dr. Werner Gitt, a director and professor at the German Federal Institute of Physics and Technology, expressed much the same thought:

Sebagaimana pernyataan Johnson, “informasi bukanlah materi, meskipun informasi ini tercetak pada materi. Informasi ini berasal dari suatu tempat lain, dari suatu kecerdasan…” Dr. Werner Gitt, direktur dan profesor pada German Federal Institute of Physics and Technology, mengungkapkan pemikiran yang hampir sama:

Sistem pengkodean senantiasa memerlukan proses kecerdasan non-materi. Materi yang bersifat fisik tidak dapat menghasilkan kode informasi. Semua pengalaman menunjukkan bahwa tiap-tiap informasi kreatif menunjukkan keberadaan usaha mental dan dapat dirunut hingga ke sang pemberi gagasan yang menggunakan kehendak bebasnya sendiri, dan yang memiliki akal yang cerdas… Tidak ada hukum alam yang pernah diketahui, tidak pula proses, tidak pula urutan peristiwa yang pernah diketahui yang dapat menyebabkan informasi muncul dengan sendirinya pada materi… 4

Sebagaimana telah kita perbincangkan di atas, sebuah buku terbentuk dari kertas, tinta dan informasi yang dikandungnya. Sumber informasi ini adalah kecerdasan sang penulis.

Dan ada satu lagi hal penting. Kecerdasan ini ada sebelum keberadaan unsur-unsur materi dan kecerdasan inilah yang menentukan bagaimana menggunakan unsur-unsur materi tersebut. Sebuah buku pertama kali muncul dalam benak seseorang yang akan menulis buku tersebut. Sang penulis menggunakan perangkaian logis dan dengannya menghasilkan kalimat-kalimat. Kemudian, di tahap kedua, ia mewujudkan gagasan ini menjadi bentuk materi. Dengan menggunakan mesin ketik ata komputer, ia mengubah informasi yang ada dalam otaknya menjadi huruf-huruf. Setelah itu, huruf-huruf ini sampai kepada tempat percetakan dan membentuk sebuah buku.

Sampai di sini, kita telah sampai pada kesimpulan berikut:

“Jika materi mengandung informasi, maka materi ini telah dirangkai sebelumnya oleh sebuah kecerdasan yang memiliki informasi tersebut. Pertama, terdapat sebuah kecerdasan. Kemudian pemilik kecerdasan ini mengubah informasi tersebut menjadi materi, dan, dengan demikian, menciptakan sebuah desain.”

Kecerdasan Yang Ada Sebelum Keberadaan Materi

Demikianlah, sumber informasi di alam tidak mungkin materi itu sendiri, sebagaimana pernyataan kaum materialis. Sumber informasi bukanlah materi, akan tetapi sebuah Kecerdasan di luar materi. Kecerdasan ini telah ada sebelum keberadaan materi. Kecerdasan ini menciptakan, membentuk dan menyusun keseluruhan alam semesta yang bersifat materi ini.

Biology isn't the only branch of science leading us to this conclusion. Twentieth-century astronomy and physics also demonstrated the existence of an astonishing harmony and design, pointing to the existence of a Mind that existed before the universe and created it.

Biologi bukanlah satu-satunya cabang ilmu pengetahuan yang menghantarkan kita pada kesimpulan ini. Astronomi dan fisika abad kedua puluh juga membuktikan adanya keselarasan, keseimbangan dan rancangan menakjubkan di alam. Dan ini mengarahkan pada kesimpulan adanya suatu Kecerdasan yang telah ada sebelum keberadaan jagat raya, dan Dialah yang telah menciptakannya.

Ilmuwan Israel, Gerald Schroeder, yang telah mempelajari fisika dan biologi di sejumlah universitas seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT), sekaligus pengarang buku The Science of God (Ilmu Pengetahuan Tuhan), membuat sejumlah pernyataan penting tentang hal ini. Dalam buku barunya yang berjudul The Hidden Face of God: Science Reveals the Ultimate Truth (Wajah Tersembunyi Tuhan: Ilmu Pengetahuan Mengungkap Kebenaran Hakiki), ia menjelaskan kesimpulan yang dicapai oleh biologi molekuler dan fisika quantum sebagaimana berikut:

Suatu kecerdasan tunggal, kearifan universal, melingkupi alam semesta. Sejumlah penemuan oleh ilmu pengetahuan, yang mengkaji tentang sifat quantum dari materi-materi pembentuk atom (sub-atomik), telah membawa kita sangat dekat kepada pemahaman yang mengejutkan: seluruh keberadaan merupakan perwujudan dari kearifan ini. Di laboratorium kita merasakannya dalam bentuk informasi yang pertama-tama terwujudkan secara fisik dalam bentuk energi, dan kemudian terpadatkan menjadi bentuk materi. Setiap partikel, setiap wujud, dari atom hingga manusia, tampak mewakili satu tingkatan informasi, satu tingkatan kearifan. 5

Menurut Schroeder, temuan-temuan ilmiah di zaman kita mengarah pada pertemuan antara ilmu pengetahuan dan agama pada satu kebenaran yang sama, yakni kebenaran Penciptaan. Ilmu pengetahuan kini tengah menemukan kembali kebenaran ini, yang sebenarnya telah diajarkan agama-agama wahyu kepada manusia selama berabad-abad.

Lauhul Mahfuzh (Kitab Yang Terpelihara)

Sejauh ini, kita telah menyaksikan kesimpulan ilmu pengetahuan tentang alam semesta dan asal-usul makhluk hidup. Kesimpulan ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta dan kehidupan itu sendiri diciptakan dengan menggunakan cetak biru informasi yang telah ada sebelumnya.

Kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan modern ini sungguh sangat bersesuaian dengan fakta tersembunyi yang tercantum dalam Alquran sekitar 14 abad yang lalu. Dalam Alquran, Kitab yang diturunkan kepada manusia sebagai Petunjuk, Allah menyatakan bahwa Lauhul Mahfuzh (Kitab yang terpelihara) telah ada sebelum penciptaan jagat raya. Selain itu, Lauhul Mahfuzh juga berisi informasi yang menjelaskan seluruh penciptaan dan peristiwa di alam semesta.

Lauhul Mahfuzh berarti “terpelihara” (mahfuzh), jadi segala sesuatu yang tertulis di dalamnya tidak berubah atau rusak. Dalam Alquran, ini disebut sebagai “Ummul Kitaab” (Induk Kitab), “Kitaabun Hafiidz” (Kitab Yang Memelihara atau Mencatat), “Kitaabun Maknuun” (Kitab Yang Terpelihara) atau sebagai Kitab saja. Lauhul Mahfuzh juga disebut sebagai Kitaabun Min Qabli (Kitab Ketetapan) karena mengisahkan tentang berbagai peristiwa yang akan dialami umat manusia.

Dalam banyak ayat, Allah menyatakan tentang sifat-sifat Lauhul Mahfuzh. Sifat yang pertama adalah bahwa tidak ada yang tertinggal atau terlupakan dari kitab ini:

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kcuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daupun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh). (QS. Al An’aam, 6:59)

Sebuah ayat menyatakan bahwa seluruh kehidupan di dunia ini tercatat dalam Lauhul Mahfuzh:

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (QS. Al An’aam, 6:38)

Di ayat yang lain, dinyatakan bahwa “di bumi ataupun di langit”, di keseluruhan alam semesta, semua makhluk dan benda, termasuk benda sebesar zarrah (atom) sekalipun, diketahui oleh Allah dan tercatat dalam Lauhul Mahfuzh:

Kami tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Alquran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun seeasr zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebi besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh). (QS. Yunus, 10:61)

Segala informasi tentang umat manusia ada dalam Lauhul Mahfuzh, dan ini meliputi kode genetis dari semua manusia dan nasib mereka:

(Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir: “Ini adalah suatu yang amat ajaib”. Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi)?, itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh) mereka, dan pada sisi Kamipun ada kitab yang memelihara (mencatat). (QS. Qaaf, 50:2-4)

Ayat berikut ini menyatakan bahwa kalimat Allah di dalam Lauhul Mahfuzh tidak akan ada habisnya, dan hal ini dijelaskan melalui perumpamaan:

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Luqman, 31:27)

Kesimpulan

Fakta-fakta yang telah kami paparkan dalam tulisan ini membuktikan sekali lagi bahwa berbagai penemuan ilmiah modern menegaskan apa yang diajarkan agama kepada umat manusia. Keyakinan buta kaum materialis yang telah dipaksakan ke dalam ilmu pengetahuan ternyata malah ditolak oleh ilmu pengetahuan itu sendiri.

Sejumlah kesimpulan ilmu pengetahuan modern tentang “informasi” berperan untuk membuktikan secara obyektif siapakah yang benar dalam perseteruan yang telah berlangsung selama ribuan tahun. Perselisihan ini telah terjadi antara paham materialis dan agama. Pemikiran materialis menyatakan bahwa materi tidak memiliki permulaan dan tidak ada sesuatu pun yang ada sebelum materi. Sebaliknya, agama menyatakan bahwa Tuhan ada sebelum keberadaan materi, dan bahwa materi diciptakan dan diatur berdasarkan ilmu Allah yang tak terbatas.

The fact that this truth, which has been taught by divine religions - like Judaism, Christianity and Islam - since the dawn of history, has been proved by the findings of science, is an indication of the impending post-atheist age. Humanity is getting closer to realizing that God truly exists and He is the "All-Knowing." Just as reminded to people in the following verse of the Holy Qur'an:

Fakta bahwa kebenaran ini, yang telah diajarkan oleh agama-agama wahyu - seperti Yahudi, Nasrani dan Islam - sejak permulaan sejarah, telah dibuktikan oleh berbagai penemuan ilmiah, merupakan petunjuk bagi masa berakhirnya atheis yang sebentar lagi tiba. Umat manusia semakin mendekat pada pemahaman bahwa Allah benar-benar ada dan Dialah yang “Maha Mengetahui.” Hal ini sebagaimana pernyataan Alquran kepada umat manusia dalam ayat berikut:

Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauhul Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (QS. Al Hajj, 22:70)