Sinyal yang ditangkap oleh teleskop radio terbesar di dunia itu dianggap "cukup berarti" oleh para pencari alien.
Sinya radio itu berasal dari arah Kepler-438, salah satu benda langit paling mirip Bumi di luar sistem tata surya atau konstelasi Lyra berjarak sekitar sekitar 437 tahun cahaya dari Bumi, menurut catatan tim pencari yang diunggah ke Research Square, tempat para peneliti berbagai informasi untuk mengharapkan tanggapan dari komunitas.
Dilansir dari laman ABS-CBN, Kamis (16/6), sinyal tersebut dideteksi antara November 2020 hingga September 2021 ketika radio teleskop terbesar di dunia (FAST) yang terletak di sebelah barat daya China pertama kali meluncurkan program pencarian "makhluk cerdas di luar angkasa" atau SETI.
Cara kerjanya adalah FAST mencari sinyal radio yang banyak digunakan dalam komunikasi elektromagnetik manusia. Sinyal itu bisa menandakan ada sumber teknologi di luar angkasa karena sinyal semacam itu tidak bisa dihasilkan dari proses alami astrofisika dan hanya bisa terdeteksi melalui pengiriman sinyal atau terjadi kebocoran.
FAST mencari sinyal itu di 33 sistem tata surya dan 29 di antaranya memiliki banyak planet di zona yang bisa dihuni dan lima di antaranya di Zona Transit Bumi daerah di luar angkasa di mana Bumi masih bisa terlihat melintas di depan Matahari.
Sinyal itu terdeteksi pada gelombang 1.14 gigahertz oleh teleskop FAST yang memiliki 19 alat penerima sinyal (Beam). Seluruh 19 alat itu merekam data bersamaan, tapi hanya Beam 1 yang menunjukkan sasaran.
"Ini satu-satunya sinyal radio yang ditangkap Beam 1 dan tidak ditangkap oleh penerima sinyal yang lain," kata penelitian itu.
Sinyal radio itu terdeteksi selama 20 menit masa pengamatan, kata astronom dari Universitas Normal Beijing, Pusat Pengamatan Astronomi NAsional China, Universitas California, Barkeley, dan institusi lain yang mempelajari data tersebut.
SETI adalah bagian dari lima sasaran tujuan dari proyek FAST.
Untuk menyelidiki hal ini lebih lanjut, FAST sudah melakukan pengamatan tambahan ke arah Kepler-438, kata Zhang, pemimpin proyek penelitian di FAST kepada harian Sains dan Teknologi, Selasa lalu.
"Kemungkinan butuh waktu lama untuk membuktikan benar tidaknya, tapi jika ternyata sinyal ini hanya bunyi noise, tetap saja ini pelajaran berarti bagi penelitian SETI di masa depan," kata dia.
di Tulis Oleh: pan
0 Responses to komentar:
Post a Comment
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Peraturan Berkomentar
[1]. Dilarang menghina, Promosi (Iklan), Menyelipkan Link Aktif, dsb
[2]. Dilarang Berkomentar berbau Porno, Spam, Sara, Politik, Provokasi,
[3]. Berkomentarlah yang Sopan, Bijak, dan Sesuai Artikel, (Dilarang OOT)
[3]. Bagi Pengunjung yang mau tanya, Sebelum bertanya, Silakan cari dulu di Kotak Pencarian
“_Terima Kasih_”